Sikap Adian ini lebih konkrit sebagai politisi yang mempunyai latar belakang aktivis. Jika ada aktivis yang turut serta bersama Adian pada rembuk nasional itu, juga tak perlu dipergunjing secara sinis. Bagi saya, itu biasa saja: wajar dilakukan karena mereka politisi dari partai yang sama. Pentolannya, adalah kader PDIP yang mengusung kadernya, Jokowi sebagai Capres ke depan.
Juga, tak bisa dipungkiri, banyak pula politisi yang berlatar belakang Aktivis 98 mendukung AHY maju bertarung di arena Pilpres 2019. Hanya saja, pendukung AHY menggunakan jas partai, karena  tak mau mempolitisasi moral gerakan aktivis 98 ke dalam politik praktis.Â
Hanya itu bedanya. Ada Andi Arief, Pentolan Aktivis 98 yang juga pernah mengalami nasib di musuhi Orde Baru pada era itu. Kami, Aktivis 98, tak mau mencenderai gerakan moral Aktivis 98 ke dalam politik praktis yang kadang harus menyembelih idealismenya demi politik kepentingan partai. Kami juga tak mau mempolitisasi rakyat dengan baju kaos yang tak etik mereka pakai untuk tujuan politik praktis.
Tentu kader Muhammadiyah, tak elok jika ia menggunakan baju berlogo Muhammadiyah mendukung Muhaimin jadi Wapres. Yang benar, jika mereka mau mendukung seseorang jadi capres, pakailah baju partai, misalna kaos PKB atau jas partai koalisinya.
Kami para Aktivis 98, sejatinya harus menjaga idealisme kampus dan juga menjauhi mental eksploitatif, sebab itu bertentangan dengan norma dan idealisme seorang aktivis.
Aktivis 98, tak bisa dipungkiri, adalah generasi heroik yang telah berhasil melakukan Gerakan Ganti Presiden pada Tahun 1998. Setelah sukses menumbangkan rezim, Aktivis 98 tak pernah datang ke penguasa yang baru untuk memohon perhatian dan dilibatkan memerintah. Mereka berjuang karena dorongan moral, bukan karena agenda politik.
Para Aktivis 98 yang tak menghadiri acara Rembuk Nasional itu, tak perlu berkecil hati dan mengumpat. Tetaplah fokus dalam perjuangan moral. Bangsa ini masih membutuhkan energi moral lebih banyak ketimbang energi politik. #salamAE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H