Gelaran grand prix Moto GP di Mandalika telah resmi dilangsungkan pada 18 Maret 2022 dan berakhir pada 20 Maret 2022. Secara gelaran, event ini bisa dikatakan berhasil karena tidak ada suatu halangan yang cukup berarti selain hujan. Gelaran Moto Gp berhasil membuat nama Indonesia khususnya Mandalika menjadi terkenal di kancah global. Â Hal ini membuktikan bahwa Mega-event olahraga telah mempengaruhi kota tuan rumah dalam banyak hal. Menyelenggarakan acara semacam ini dapat meningkatkan citra global kota dan mempercepat pembangunan ekonomi, sosial budaya dan politiknya (Caiazza & Audretsch, 2015). Â
Bagi beberapa pihak adanya gelaran moto Gp di Mandalika diharapkan akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Hal ini karena pada tahun 2021 Â jumlah kunjungan wisman merosot sebanyak 61,57% menjadi 1,55 juta orang dan mencapai level terendahnya dalam satu dekade belakangan. Pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan guna menguatkan kembali industri pariwisata Indonesia yang terpuruk selama dua tahun terakhir (Katadata.com, 2022). Salah satu yang teranyar yakni lewat gelaran internasional seperti Superbike Mandalika International Circuit dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Melihat Urgensi Gelaran Gp Mandalika
Sebagagaimana paparan sebelumnya, bahwa pandemi Covid-19 telah mengakibatkan penurunan kunjungan wisatawan secara ekstrim sebesar 61,57%. Pemerintah berkepentingan untuk mendorong perekonomian Indonesia terus maju kendati dalam masa pandemi. Oleh karena itu  pemerintah Indonesia ingin menjadikan gelaran event Moto Gp dan World Super Bike Championship (WSBK)  menjadi salah satu faktor untuk mendorong perekonomian Nasional. Pemerintah Indonesia beranggapan, acara tersebut juga akan menjadi katalisator yang akan menghasilkan multiplier effect nada daerah-daerah tetangga di Lombok seperti kota Mataram, Gili Trawangan bahkan Bali Timur.Â
Selain itu penyelenggaraan GP Mandalika ini dianggap akan menguntungkan Indonesia. Hal ini karena mendapatkan eksposur internasional sebab event ini akan disiarkan di lebih dari 200 negara dengan 428 juta rumah tangga. Tentu ini akan menjadi branding yang bagus bagi citra Indonesia khususnya pariwisata. Untuk memperlihatkan ke dunia bahwa Indonesia sektor ekonomi kreatif indonesia resiliens dan menunjukkan bahwa Indonesia telah melakukan pengelolaan pandemi dengan baik. Pemerintah juga menargetkan pendapatan sebesar 500 Miliar Rupiah melalui event Moto GP Mandalika.
Meskipun demikian, Â gelaran Moto GP ini bukannya tanpa kritik. Hal ini karena beberapa pihak mempertanyakan urgensi gelaran Moto GP ini di tengah pandemi Covid-19. Gelaran Moto GP ini dianggap sebagai suatu hal yang mubazir sebab menelan biaya APBN sebesar 1,8 triliun dan 1,3 triliun dana BUMN. Bagi beberapa pihak dana sebesar itu seharusnya bisa digunakan untuk membentuk jaring pengaman sosial bagi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Oleh karena itu event tersebut hanya dianggap sebagai ajang showoff pemerintah Indonesia tanpa melihat situasi ekonomi dan sosial dari masyarakat Indonesia
Â
Peluang ekonomi baru bagi masyarakat?
Event MotoGP Mandalika 2022 telah memberikan berkah tersendiri bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Mandalika. Hal ini karena Sebanyak 300 pelaku UMKM mengalami peningkatan pendapatan signifikan mencapai total Rp1,2 miliar berkat MotoGP Mandalika 2022. Tingginya exposure Moto G membuat peluang produk UMKM dalam negeri untuk meningkatkan rasio penjualan produknya akan semakin terbuka lebar. Otomatis, akan berpengaruh langsung terhadap peningkatan taraf hidup dari masing-masing pelaku UMKM di masa mendatang. Harapannya keuntungan yang didapatkan pelaku UMKM selama penyelenggaraan MotoGP Mandalika dapat menutup kerugian yang disebabkan oleh wabah global COVID-19 yang melanda selama dua tahun belakangan. Sehingga, memberi kesempatan kepada pelaku UMKM untuk mengembangkan sayap usahanya menjadi lebih besar ke depan dan kembali pulih kembali secara cepat.
Salah satu keunikan industri pariwisata adalah dampak berganda (multiplier effect) yang ditimbulkan. Dapat diasumsikan, dari setiap wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah akan mengeluarkan dana untuk kebutuhan selama tinggal, seperti makanan dan transportasi. Dalam hal ini, jika ajang balap motor itu terselenggara maka akan ada ribuan orang yang datang ke Lombok. Ini diperkirakan dapat meningkatkan perputaran uang di sana. Ini artinya, pengaruh pergelaran MotoGP Indonesia di Mandalika, NTB cukup berdampak bagi perekonomian warga sekitar.
Namun, satu hal yang terpenting adalah bagaimana cara mengelola peluang ekonomi ini supaya lebih berkelanjutan. Pemerintah pusat dan daerah harus memiliki komitmen untuk menguatkan dan memperbaiki kualitas UMKM yang ada di NTB. Hal ini dapat dilakukan melalui pembinaan dan pendampingan agar masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam acara-acara yang akan diselenggarakan ke depannya. Masyarakat lokal harus dilibatkan, hal ini supaya masyarakat tidak hanya menjadi penonton saja dan bisa menikmati keuntung ekonomi dari event tersebut.Â
Permasalahan baru dan masalah lama yang belum terselesaikan
Masalah baru yang kemudian muncul akibat gelaran Moto GP adalah permasalahan sampah. Menurut  Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, produksi sampah pada ajang Pertamina Grand Prix Of Indonesia yang telah berlangsung di Sirkuit Mandalika mencapai 51 ton baik sampah organik maupun anorganik. Sampah tersebut berasal dari  penonton pada ajang balap MotoGP Indonesia mencapai 60 ribu sesuai dengan tiket yang dijual oleh penyelenggara. Sampah-sampah tersebut kebanyakan berserakan di tribun dan didominasi oleh bungkus makanan, plastik, mantel, hingga sisa makanan. Hal ini tentu menjadi suatu hal yang sangat mengganggu, padahal pihak penyelenggara menyatakan bahwa mereka telah mempersiapkan tempat sampah di berbagai titik. Namun, rendahnya kesadaran penonton untuk membuang sampah pada tempatnya menyebabkan sampah menjadi berceceran di berbagai tempat.
Masalah lama yang belum terselesaikan adalah masalah tata kelola tanah dan perampasan ruang hidup. Pada tanggal 11 Desember, masyarakat dihebohkan oleh aksi protes warga Dusun Songgong, Desa Sukadana, Lombok Tengah (Catahu KPA, 2021). Warga merusak jalan bypass dari bundaran Sirkuit Mandalika menuju Awang dengan menggunakan ekskavator. Aksi ini disebabkan banjir yang melanda desa mereka akibat tersumbatnya jalur pembuangan ke hilir akibat terhalang jalan tersebut, karenanya warga terpaksa merusak jalan, sebab air telah menggenangi kampung dan rumah-rumah mereka. Warga Dusun Songgong merupakan korban dari pembangunan Sirkuit Mandalika, salah satu target pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang lazim disebut pembangunan 10 Bali Baru.
Aksi ini terjadi kurang dari sebulan pasca euforia keberhasilan pemerintah menggelar ajang World Superbike (WSBK) 2021, sebuah ajang balap motor prestisius kedua setelah MotoGP. Meski mendulang sukses, tidak banyak yang tahu bahwa pembangunan Sirkuit Mandalika menyisakan banyak persoalan sosial, sebab sarat pelanggaran dan penggusuran akibat proses pembebasan tanah yang tidak ransparan dan represif serta kerusakan lingkungan. Tidaklah mengherankan jika sebelumnya pada Mei 2021, Pelapor Khusus PBB untuk kemiskinan ekstrim dan HAM menuduh Pemerintah Indonesia dan Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai pengembang proyek telah melanggar HAM (Catahu KPA,2021). Sebab proyek pembangunan sirkuit internasional ini kental dengan praktik pengusiran masyarakat lokal dan perusakan rumah, ladang, sumber mata-air, situs budaya dan agama masyarakat.
Referensi
Caiazza, R  & Audretsch, D. (2015). Can a sport mega-event support hosting city's economic, socio-cultural and political development. Tourism Management Perspectives 14 (2015) 1–2. DOI: http://dx.doi.org/10.1016/j.tmp.2015.01.001 2211-9736/Â
Catatan Akhir Tahun KPA (2021). Penggusuran Skala Nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H