Alhamdulillah, kata ini yang paling tepat menggambarkan kesempatan yang kuperoleh saat ini. Hal yang pernah berani saya mimpikan dan lontarkan, hari ini telah menjadi kenyataan. 'Berikan saya waktu dua tahun bu, saya akan menjadi seperti yang ibu harapkan (red. Saya akan menjadi seperti dia...)' Kalimat ini adalah salah satu kalimat yang tak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya, karena kalimat ini adalah janji yang saya lontarkan, bukan kepada orang lain, bukan kepada ibu itu, tetapi terlebih dalam untuk diri saya sendiri. Dua tahun masa yang kuminta untuk memenuhi janji itu dan Alhamdulillah kuhanya membutuhkan kurang dari dua tahun untuk mewujudkannya. Mengapa dua tahun ??...padahal aku berhak untuk masa sepuluh tahun agar setara dibandingkan dengan dia. Tapi kuyakinkan diriku, bahwa kuhanya butuh seperlima tahun dari masa itu untuk memperoleh apa yang dia peroleh saat itu. Ketidakadilan itu, membandingkan apa yang kuperoleh degan seorang yang satu dekade lebih lebih tua dariku, sungguh melahirkan semangat yang teramat sangat luar biasa untuk menantang diriku untuk menjadi berani, bahkan sangat berani menghadapi segala ketidakmungkinan dan ketidakpastian hidup. Andai aku diizinkan untuk berandai, jika saat itu ada kejernihan, ada kebijaksanaan dalam melihat, saya yakin apa yang kuperoleh saat itu jauh lebih baik dari apa yang dia peroleh pada saat dia hanya memiliki masa sepertiku. Tapi itulah hidup, selalu memberikan kejutan-kejutan yang teramat indah, bahkan ketika kita tidak sanggup menerima segala keindahannya. Berawal dari itu semua, kumulai mengarungi samudera ketidakpastian hidup, melakukan segala hal yang orang anggap 'GILA', keluar dari zona aman, meninggalkan segala pencapaianku untuk mencapai sesuatu lebih besar dan lebih baik. Menghadapi segala kepahitan, sindiran, dan siksaan hidup untuk memenuhi janji itu. Janji yang saya yakin makin hari makin dekat dan bahkan menghampiriku. Janji yang selalu memerbakkan wangi kemenangan karena mampu mendobrak batasan-batasan diri yang tanpa saya sadari telah kubangun saat itu. Dan kejadian itu juga, membuka wawasanku, menggoda kebijaksanaanku, membawaku kesebuah pemahaman akan hidup dan takdir kehidupan. Mungkin bagi sebagian orang apa yang saya lakukan ini adalah hal yang bodoh dan tak berarti apa-apa lagi, karena ku takkan mungkin membalikkan keadaan dan takkan mungkin mendapatkan lagi apa yang telah saya perjuangkan dahulu. Tetapi bukan itu intinya, ada satu hal yang membuatku memegang teguh janji ini, ada satu hal yang membuatku melakukan hal-hal gila itu, ada satu hal yang membuatku mampu bertahan akan kata-kata miring orang-orang itu, ada satu hal yang membuatku bertahan akan siksaan hidup yang harus kujalani, karena ada satu hal yang membawaku jauh ke tanah asing ini, satu hal itu adalah SIRI', siri' diriku dan siri' keluargaku. Bagi kami anak bugis, satu kata ini sudah lebih dari apapun dan sudah cukup untuk membuatku melunasi janji itu. Untuk menegakkan SIRI' ini... Siri' Masiri', yaitu pandangan hidup yang bermaksud untuk mempertahankan, meningkatkan atau mencapai suatu prestasi yang dilakukan dengan sekuat tenaga dan segala jerih payah demi Siri' itu sendiri, demi Siri' keluarga dan kelompok, sumber: ASRAR I KHUDI Mungkin tulisan ini sifatnya provokatif dan kesannya sombong, tapi sungguh bukan itu maksudku. Kuhanya ingin menyampaikan, bahwa terkadang dalam hidup kita akan mengalami hal-hal pahit, hal-hal yang mungkin sangat menyakitkan, hal-hal yang tekadang seperti telah menghancurkan masa depan dan mimpimu, tetapi sungguh, itulah cara Allah untuk mengajarimu arti kehidupan, itulah cara Allah mendewasakanmu, itulah cara Allah untuk memberimu sesuatu yang jauh lebih berarti, itulah cara Allah menuntun masa depanmu kearah yang lebih baik. Yakinlah kawan disetiap takdir kehidupan itu terkandung butiran-butiran hikmah, yang jika berhasil kita cicipi, manisnya akan jauh lebih hebat dibandingkan sakarin. Allah itu Maha Adil kawan, Maha Hebat, merancang segala yang terbaik hanya untuk kita. Kita saja yang terlalu bodoh dan sangat naïf sehingga kita tidak mampu melihat keadilanNYA. Takdir yang ditetapkannya berhubungan satu sama lain, masa lalu, saat ini, hingga masa depan, adalah sebuah rangkaian serupa benang kusut yang terhubung satu sama lain tetapi kita yang tak pernah berhasil menguraikannya. Kejadian itu telah membawaku kesini, ke tanah asing ini, sungguh sangat bersyukur dan terima kasih kuucapkan pada ibu itu, dia, dan orang yang pernah mengajarkanku apa arti cinta yang sesungguhnya. Mereka berkontribusi positif membawaku memiliki pemahaman ini, ke kehidupan baru ini. Dan sekali lagi kuingin berjanji, berikan aku waktu 6 tahun bu (6+ < 2= < 8, tetap lebih sedikit dibanding 10 tahun), aku akan menjadi jauh lebih baik dari dia dan mencapai sesuatu yang jauh lebih baik dari dia... repost, Jepang, 4-30-2012 (ditengah bosannya membaca jurnal...) gambar: http://lobelobenamakassar.blogspot.jp/2012/02/budaya-siri-na-pacce.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H