Mengapa penulis mengambil kutipan dari cendekiawan Malaysia dan bukan Amerika? Sebab, negara ini paling dekat untuk dijadikan contoh dan Malaysia dulu adalah “murid” Indonesia yang mampu melesat jauh mengungguli pendidikan Indonesia. Sebab apa? Kepedulian Pemimpin. Aceh dan Unsyiah harus mengambil pelajaran dari negeri serumpun yang memiliki keterkaitan erat dengan Serambi Mekkah ini guna mewujudkan Usnyiah sebagai World Class University.
Kembalikan Kepercayaan Masyarakat Aceh Terhadap Unsyiah
Hal tak senada antara peningkatan kualitas Unsyiah secara nasional dan regional justru terjadi pada jumlah peminat SNMPTN 2016 ini. Jumlah pendaftar Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016 di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), setelah seminggu masa pendaftaran masih sangat minim. Hingga Minggu (6/3) sore, jumlah pendaftar baru sebanyak 5.668 orang. Sebanyak 3.683 orang dari jumlah tersebut menempatkan Unsyiah sebagai PTN pilihan pertama, sementara 1.985 orang lainnya menempatkan Unsyiah sebagai prioritas kedua mereka.Tahun lalu, jumlah total pendaftar di Unsyiah melalui jalur bebas tes tulis ini sebanyak 22.871 orang[3].
Unsyiah beserta seluruh jajaran telah mengembalikan kepercayaan publik nasional dalam hal ini Kemenristek Dikti bahwa Unsyiah patut dan sangat pantas menempati satu posisi terbaik di Pulau Sumatera bahkan nasional. Namun, seluruh jajaran civitas akademika Unsyiah nampaknya harus bekerja lebih keras dalam mensosialisasikan Unsyiah sebagai perguruan tinggi negeri terbaik di Aceh dan Sumatera bahkan nasional.
Nanti, adalah sebuah pertanyaan yang akan dilayangkan oleh seluruh masyarakat Aceh dan Indonesia tentang apa yang akan dilakukan dan progres apa yang akan direncanakan oleh Unsyiah sebagai PTN yang berakreditasi A. Nanti, adalah sebuah rencana yang harus diagendakan oleh seluruh lapisan masyarakat kampus Unsyiah untuk meningkatkan kualitas dan mutu akademik, penelitian, pengabdian masyarakat, dan peningkatan kualitas sarana prasarana kampus. Nanti, adalah sebuah visi yang terus harus dilakukan secara berkesinambungan oleh seluruh jajaran Unsyiah untuk mewujudkan Unsyiah sebagai WorldClass University berbasis kearifan lokal. Unsyiah dulu yang menjadi cikal bakal peradaban pendidikan tinggi di Aceh harus terus berakselerasi untuk menata diri saat ini, kini adalah pembuktian dan waktu bagi Unsyiah untuk mewujudkan visi dan misi yang besar di masa yang akan datang untuk mewujudkan World Class University Based on Local Identity agar tetap menjadi jantung hati rakyat Aceh. Semua harus bekerja sama agar Unsyiah tetap menjadi Jantung Hati Rakyat Aceh.
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
*) Penulis adalah Guru Geografi di SMA Negeri 1 Tamiang Hulu
[1]. http://www.wikipedia.com/unsyiah
[2]. Lampiran Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 492.a/M/Kp?VIII/2015 Tentang Klasifikasi dan Pemeringkatan Perguruan Tinggi Indonesia Tahun 2015
[3]. http://www.acehprov.go.id/news/read/2016/03/08/3077/pendaftar-snmptn-di-unsyiah-masih-minim.html