Desa Tampakang menjadi salah satu desa yang akhir-akhir ini banyak dikunjungi oleh wisatawan. Pasalnya, desa yang terletak di Kecamatan Paminggir, Hulu Sungai Utara (HSU) ini menyajikan pulau dengan pemandangan eksotis ditengah danau, yang dinamakan oleh masyarakat sekitar dengan nama Pulau Sambujur. Pulau Sambujur ini lah yang sering menjadi tujuan utama para wisatawan berkunjung. Selain memiliki pemandangan indah alam yang khas, pulau ini juga didiami oleh fauna lokal rawa perairan, yaitu Kerbau Rawa. Melihat aktivitas Kerbau Rawa yang jarang ditemui sembari disuguhkan pemandangan rawa yang asri menjadi pengalaman yang diidamkan para wisatawan yang berkunjung ke pulau ini.
Untuk mencapai Desa Tampakang, perlu memakan waktu sekitar 5 jam perjalanan dari dari Banjarmasin ke dermaga Danau Panggang, kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menggunakan perahu selama kurang lebih 1 jam menuju Desa Tampakang. Menurut salah satu pengunjung dari desa ini, Tegar Karang Syahadat mengungkapkan bahwa Desa Tampakang memiliki lingkungan yang sangat alami dan asri saat ia mengunjungi desa tersebut pada Jum'at (10/5). "Udara di desa ini masih sangat terjaga kebersihannya karena jarangnya kendaraan bermotor," ucapnya saat menceritakan kunjungannya, Kamis (16/5). Tegar juga menjelaskan bahwa mata pencaharian masyarakat Desa Tampakang yang dominan sebagai nelayan, pengrajin anyaman, pembuat perahu, dan membudidayakan tambak ikan.
Selain mengagumi keasrian dari Desa Tampakang, Tegar juga terpesona dengan keindahan Pulau Sambujur. Walaupun memakan waktu tempuh hingga 30 menit menggunakan perahu klotok menuju Pulau Sambujur, Tegar tak menyesal telah mengunjungi pulau ini. "Sepanjang perjalanan menuju pulau, pemandangan indah dan banyak kerbau rawa yang berenang menyambut saya. Pulau Sambujur sangat asri dan belum tersentuh campur tangan manusia, sehingga keindahan alamnya masih sangat terjaga," ungkapnya.
Walaupun telah banyak dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah, objek wisata Pulau Sambujur belum memberikan banyak manfaat kepada masyarakat sekitar. Seperti yang diungkapkan salah satu warga Desa Tampakang pemilik salah satu toko kelontong, Darsi. Beliau mengatakan bahwa hanya beberapa warga yang berprofesi sebagai pengantar menuju Pulau Sambujur saja yang merasakan dampak positif dari destinasi wisata ini. "Dampak secara langsung tidak ada, namun beberapa masyarakat biasanya memberikan tarif mengantar kepulau tersebut pakai klotok sebesar Rp 15.000," jelasnya saat diwawancarai secara langsung pada Jum'at (10/5).
Senada dengan penjelasan Darsi, Ratna warga RT. 2 Desa Tampakang yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga mengungkapkan hal yang sama. "Karena tidak adanya komunitas khusus yang dibentuk sebagai penanggung jawab Pulau Sambujur sebagai objek wisata, dampak yang berarti belum dirasakan," jelasnya saat ditemui pada, Sabtu (11/5).
Menanggapi keresahan tersebut, Baihaqi Ketua RT. 07 Desa Tampakang menjelaskan bahwa Pulau Sambujur yang menjadi tujuan utama objek wisata di desa tersebut bukanlah milik BUMDes ataupun milik pemerintah daerah. "Pulau Sambujur tersebut milik pribadi, sehingga pemerintah kesulitan memberikan bantuan ataupun melakukan pengelolaan," ucapnya saat diwawancara, Sabtu (11/5). Ketua RT. 07 tersebut juga mengungkapkan bahwa pemerintah daerah turut membantu memberikan dana bantuan kepada pemerintah desa. Dana bantuan yang diberikan hanya dapat digunakan untuk membangun daerah Desa Tampakang. Dana tersebut tidak dapat digunakan untuk membangun Pulau Sambujur karena terhalang hak milik pribadi.
Melihat potensi yang dimiliki Pulau Sambujur, Baihaqi berharap dapat terjalinnya kerjasama dengan pemilik lahan Pulau Sambujur dikemudian hari sehingga pulau tersebut dapat menjadi objek wisata yang dikelola oleh pemerintah desa. "Apabila Pulau Sambujur dapat dikelola oleh pemerintah desa, akan banyak keuntungan yang diterima oleh desa ini, khususnya kepada warga. Potensi lapangan kerja baru bagi warga hingga pemasukan dari objek wisata untuk desa dapat dirasakan bersama," ungkapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H