Mohon tunggu...
akbar anzulai
akbar anzulai Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswa yang terpaksa menulis sebagai suatu langkah keberanian yang bijak untuk memperlihatkan segala fenomena yang ditulis kepada siapapun. Karena sejatinya setiap manusia yang hidup di dunia harus dapat mengetahui dan mengenal apapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Skeptisme Masyarakat terhadap Partai Politik dan Hadirnya Jalur Independen

24 Juni 2018   00:45 Diperbarui: 24 Juni 2018   03:07 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Tribunnews.com

Ketiga sebagai sarana menejemen konflik, nah disini peran nya sangat sensitif apabila parpol tidak bisa menyelesaikan dengan kontrol yang baik sekiranya partai politik harus memiliki tujuan yang jelas di dalam konflik untuk dapat bisa mencapai tujuan politiknya demi kepentingan umum, partai politik yang pro akan rakyat harus selalu mendengar aspirasi rakyatnya bukan hanya sekedar duduk lalu nerima gaji, namun partai politik yang di wakili oleh kadernya harus selalu turun ke masyarakat untuk dapat mengetahui segala perseolan-persoalan, baik yang sistematis maupun yang struktural. 

Partai politik juga harus menampung dengan bijak segala yang di aspirasikan oleh sekelompok rakyat yang melakukan aksi massa demonstrasi dijalanan atas nama rakyat, karena disinilah segala partisipasi politik saling bertemu mulai dari aktor(politisi), penonton(aktifis baik LSM ,ORMAS dsb) dan juga masyarakat awam yang hanya ingin bersuara agar keinginannya di dengar oleh pemangku kebijakan. 

Namun yang juga sangat kita sayangkan hari ini banyak  partai politik yang tidak bisa mengurusi internalnya dengan baik sehingga timbul konflik dualisme kepengurusan partai yang sangat berdampak buruk bagi masyarakat dan disini kemampuan menejemen konflik partai harus betul-betul serius guna kembali dapatnya dukungan masyarakat.

Posisi calon independen disini tidak sepenuhnya muncul hanya saja calon independen dapat memanfaatkan keadaan dari blunder yang bisa saja dialami partai politik dan merusak citra partai politik sebagai bahan hegemoni politiknya.

Dari segala persoalan diatas akan timbul peresoalan yang bepengruh pada psikologi sosial di tubuh masyarakat yang dapat mempengaruhi kedudukan partai politik dan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik melalui stigma-stigma yang di bangun oleh propaganda politik untuk kepentingan agenda politik yang selalu ada, dan sesungguhnya stigma skeptisme(kecurigaan) terhadap partai politik bisa kitalihat dengan jelas hari ini, ditambah lagi dengan tingkah-tingkah para wakil rakyat dan kader partai politik yang tidak jelas. 

Sungguh disparpolisasi sudah terjadi di Indonesia hanya saja kita sebagai masyarakat selalu menunggu sambil berharap adanya perubahan yang terjadi kedepan yang di lakukan oleh pratai politik di Indonesia guna mencapai cita-cita mulianya yakni mencerdaskan kehidupan bangasa.

Singkatnya calon Indepeden seharusnya bisa membayangi kebijakan partai politik karena disaat calon independen berhasil terpilih sebagai eksekutif ia harus memiliki kekuatan legislatif guna bisa mengiringi kebijakan yang sudah di janjikan saat kampenye, dan para kader partai politik yang memiliki pengaruh di parlemen juga harus bisa sinergi dengan calon idependen yang terpilih untuk dapat bisa melihat bahwa "perbedaan merupakan jawaban" di dalam berdemokrasi. 

Dan yang paling penting yaitu para aktor politik harus bisa menjaga persatuan dan kesatuan dalam berpolitik dan berdemokrasi guna meminimalisirkan prasangka  buruk serta skeptisme terhadap kegiatan politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun