Mohon tunggu...
Muhamad AkbarJulianto
Muhamad AkbarJulianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Jurusan Sejarah yang memiliki ketertarikan ke bidang olahraga badminton

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Idjon Djanbi: Militer Belanda Sang Pendiri Kopassus

11 April 2023   15:54 Diperbarui: 11 April 2023   16:03 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Biografi Singkat Idjon Djanbi

Idjon Djanbi adalah salah satu tokoh militer penting yang pernah menjadi bagian dalam Tentara Nasional Indonesia, meskipun dia bukanlah tokoh yang asli berasal dari Indonesia. Namun peranan yang dibuat oleh Idjon Djanbi sangatlah besar, dikarenakan dia berhasil mendirikan sebuah pasukan khusus yang kelak akan menjadi cikal bakal dari Kopassus. Kopassus sendiri adalah salah satu pasukan elite yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia khususnya Angkatan Darat, karena prajurit yang tergabung kedalam bagian Kopassus telah melewati latihan yang sangat keras. Kopassus sendiri tidak hanya menjadi pasukan elite yang diakui di dalam negeri saja, diluar negeri juga Kopassus memiliki kekuatan yang sangat diperhitungkan oleh pasukan militer di negara lain.

Idjon Djanbi merupakan orang Belanda yang lahir di Kanada pada tahun 1915, dia memiliki nama asli Rokus Bernadus Visser, dia merupakan anak dari petani tulip yang cukup sukses di Belanda. Ia kemudian tumbuh dan berkembang di Belanda, setelah menyelesaikan pendidikannya Visser membantu ayahnya untuk menjual bola lampu di London. Pada saat ia masih berada di Inggris perang dunia ke-2 dimulai, Jerman melakukan invasi ke wilayah Belanda yang menyebabkan tentara Belanda menyerah kepada pasukan Jerman.  kemudian wilayah Belanda menjadi berada di bawah kekuasaan Jerman, yang mengakibatkan pemerintahan Belanda dan Keluarga kerajaanya terpaksa untuk mengungsi ke wilayah Inggris.

Wilayah Belanda yang berada di bawah kekuasaan Jerman, membuat Visser tidak bisa pulang kembali ke Belanda. Kemudian ia mendaftarkan diri untuk menjadi salah satu prajurit militer Belanda, ia kemudian berhasil diterima menjadi prajurit dan mendapatkan tugas sebagai supir dari Ratu Belanda yaitu Ratu Wihelmina. Pada tahun pertamanya dia hanya bertugas menjadi pengawal ratu saja dan tidak mendapatlkan perintah untuk terjun ke medan perang, kemudian dia bergabung dengan pasukan Belanda ke-2 sebagai pembawa radio. Visser juga sempat mendapatkan pelatihan dari tentara Inggris, sehingga kemampuannya dalam bidang kemiliteran menjadi lebih mahir. Pada tahun 1944 Visser mendapatkan perintah untuk bergabung dalam Operasi Market Garden, operasi ini bertujuan untuk mengusir Jerman dari wilayah Belanda.

Setelah berhasil dalam menjalankan misinya pada saat Operasi Market Garden, Visser kemudian ditugaskan kembali untuk bergabung dengan militer Belanda dalam membantu pihak sekutu melawan Jerman pada perang dunia ke-2. Dia ditugaskan bergabung dengan Operasi Pendaratan Amfibi di Walcheren,  sebuah Kawasan pantai yang berada di wilayah Belanda. Kemudian pada tahun 1945 Visser mendapatkan promosi peringkat dari kemiliteran Belanda, sehingga di dipindahkan ke sekolah Pasukan Para di India dengan maksud untuk membantu mengusir pasukan Jepang yang telah menguasai Hindia Belanda.

Namun sebelum pasukan Visser dikirimkan ke Indonesia, pada saaat itu Jepang mengalami keadaan yang sangat sulit dan terdesak dalam perang dunia ke-2. Apalagi setelah Kota Hiroshima dan Kota Nagasaki di jatuhkan bom oleh pihak sekutu, membuat Jepang menyerah dan mengakui kekalahan dalam perang dunia ke-2. Kekalahan Jepang dalam perang dunia ke-2 juga, menjadikan tentara Jepang yang ada di wilayah Indonesia secara berangsur-angsur mundur dan mulai meninggalkan Indonesia untuk kembali ke negaranya sendiri.

Mundurnya pasukan Jepang dari Indonesia, membuat peluang bagi Belanda untuk mengirim pasukannya dan menguasai Indonesia kembali. Namun karena kondisi diwilayah Belanda sendiri yang masin kurang kondusif, pada akhirnya mereka tidak dapat mengirimkan pasukan ke wilayah Indonesia. Oleh karena itu pihak Belanda membentuk suatu sekolah yang bernama school voor opleiding van parachutisten (sekolah pasukan terjun payung) di India, kemudian pasukan ini yang diberangkatkan ke Indonesia. Kemudian dibawah pimpinan Visser sekolah ini dipindahkan oleh pemerintah Belanda ke wilayah Holandia (Jayapura), yang kemudian sekolah ini kembali di pindahkan ke wilayah Cimahi.

            Visser sangat menyukai dan betah untuk tinggal di Kawasan Hindia Belanda, sehingga dia meminta istri beserta dengan anak-anaknya untuk ikut Bersama dia tinggal di Hollandia, namun istrinya kemudian menolak dan Visser pun menceraikan istrinya. Saat kembali lagi ke Indonesia pada tahun 1947 ternyata sekolah yang dipimpinya telah dipindahkan ke wilayah Cimahi, di Cimahi ini Visser kemudian mendapatkan promosi jabatan menjadi seorang kapten. Di sekolah tersebut Visser terus melatih para prajurit agar menjadi prajurit yang kuat, dan memiliki kemampuan khusus dalam terjun payung. Namun tidak lama kemudian Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, sehingga banyak prajurit Belanda yang kembali ke negara asalnya. Berbeda dengan prajurit lainnya yang kembali ke Belanda, Visser lebih ingin menetap dan menjadi warga negara Indonesia.

            Akhirnya dia memutuskan untuk menetap di wilayah Indonesia, lebih tepatnya di wilayah Bandung. Setelah berhenti menjadi prajurit militer, Visser kemudian bekerja sebagai petani di Lembang, sebuah pekerjaan yang tidak asing bagi Visser karena dulunya ayahnya adalah seorang petani. Visser kemudian memutuskan untuk menjadi mualaf dan memeluk agama islam, sehingga dia mengganti namanya menjadi Mochammad Idjon Djanbi, dan menikahi kekasihnya yang merupakan gadis Sunda.  

Pembentukan Kopassus

Pada saat merdeka Indonesia tidak mempunyai sebuah institusi militer yang memiliki peran untuk melindungi keamanan rakyat, akhirnya Soekarno membentuk BKR (Badan keamanan Rakyat) yang berfungsi sebagai pelindung rakyat. Namun pada saat itu pendirian BKR tidak mendapatkan respons positif dari laskar-laskar yang sudah berdiri, mereka menganggap BKR bukanlah institusi yang memiliki wibawa tinggi dan di hormati oleh masyarakat. Sehingga pada akhirnya para laskar mulai bergabung dan menjadi bagian militer, ketika presiden Soekarno mengubah Namanya menjadi Tentara Nasional Indonesia pada 3 Juni tahun 1947.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun