Pandemi virus Corona telah menakutkan tiap negara. Entah negara maju ataupun negara berkembang waspada terhadap penyebaran covid-19. Di Indonesia, katagori yang terindikasi terbagi menjadi 3. Pertama Orang dalam pemantauan(ODP), kedua Pasien Dalam Perawatan (Pasien dalam Perawatan), ketiga pasien positif Covid-19.
Sebelum saya melanjutkan, ada baiknya menjelaskan mengapa hanya membahas ODP? Apakah tidak lebih berbahaya pasien positif ? Tahan dulu diri anda, jawaban sederhananya adalah karena saya termasuk ODP.
Maka, pesan ini dituliskan sebagai langkah konkret menegaskan bahwa masyarakat Indonesia sebisa mungkin menerapkan hidup sehat selama masa karantina ini.
Cerita awalnya bermula pada kebiasaan saya dengan makanan yang bersifat asam seperti buah jeruk, lemon, sambal ulek dan meminum minum kopi. Hal ini sudah menjadi rutinitas sedikitnya 50% dalam sebulan bulan.Â
Namun dalam masa karantina ini, saya tetap menerapkan hidup sehat seperti berolahraga, belajar, dan tidak begadang. Dari segi psikologis, ketakutan itu tidaklah terlalu justru lebih ke arah waspada.Â
Memakai hand sanitizer, rajin mencuci tangan, memakai masker ketika berpergian, dan juga menerapkan social distance sudah dilakukan.
Apalah daya, pada suatu subuh badan saya menggigil, ditandai dengan terkena angin saja sudah sangat tidak enak. Respon pertama kali adalah pusing, muntah, mual kemudian demam.Â
Berlanjut pada nyeri sekujur tubuh dari kepala sampai kaki terutama sendi-sendi lipatan seperti siku, dengkul, leher dan pergelangan tangan. Namun pernapasan tidaklah sesak malah tekanan itu ada pada ulu hati.Â
Jadi setiap menarik dan menghembuskan terasa sakit, akibatnya tidak bisa tidur sama sekali. Perihal berapa jamnya, sekitar 15 jam. Ada waktu jeda dalam deman itu, saat pukul 19.00 - 00.00. Tentang suhu tubuh, karena keterbatasan alat saya perkirakan >38C.
Masa berobat
Pengobatan pertama berkunjung ke puskesmas. Keluhan utama adalah sakit ulu hati saat bernafas. Karena pikiran saya yang harus dilakukan adalah bisa istirahat alias tidur nyenyak.Â