Budidaya nila kolam empang(kolam tanah), memiliki banyak keunggulan dibandingkan jenis kolam budidaya ikan nila lainnya. Salah satu keunggulannya adalah ketersedian pakan alami, sehingga Pembudidaya dapat menekan biaya pakan ikan nila. Cara budidaya nila kolam empang pun tak sesulit yang dibayangkan. Bahkan, para Pembudidaya pemula disarankan untuk memulai budidaya nila menggunakan kolam empang.
Artikel ini akan mengupas tuntas keunggulan budidaya nila merah kolam empang dan cara membudidaya nila merah kolam empang yang mudah dipahami oleh para Pembudidaya pemula maupun berpengalaman. Yuk simak!
Baca Juga:Â bisnis ikan nila untuk pemulaÂ
Budidaya Nila Kolam Empang, Mudah dan Efektif
Untuk memulai budidaya ikan nila kolam empang, ada beberapa faktor yang perlu dicermati supaya budidaya ikan nila sukses serta menghasilkan panen ikan dengan bobot besar dan berkualitas.
1. Perencanaan Kolam Tanah
Sebaiknya saudara budidaya membangun kolam empang di atas tanah yang tidak mudah berporos dan mampu menampung air dalam volume besar. Kriteria tanah yang cocok dijadikan kolam adalah tanah yang subur, bebas dari minyak, dan jauh dari pabrik sehingga tidak mudah tercemar oleh limbah pabrik. Selain itu, lokasi kolam tanah disarankan dekat dengan mata air untuk menjaga dan mengontrol sirkulasi airnya.
Berikut ini langkah-langkah pembuatan kolam:
- Menggali tanah sesuai bentuk dan ukuran yang telah ditetapkan.
- Mengeringkan dasar kolam dengan menjemurnya selama 3-7 hari. Kolam sudah siap saat dasar tanah sudah retak dan saat diinjak akan meninggalkan jejak sedalam 1-2 cm.
- Memperbaiki kolam dan mengolah dasar kolam tanah agar terbebas dari kotoran dan bebatuan.
- Membuat saluran air kolam.
- Melakukan pengapuran guna menjaga tingkat pH air normal yang berada di angka 7-8. Untuk menentukan dosis kapur, cek dulu pH air. Dosis yang digunakan untuk pH 6 sebesar 500 kg/ha, pH 5-6 membutuhkan dosis 500-1.500 kg/ha, pH 4-5 membutuhkan dosis sebesar 1-3 ton/ha. Masukkan kapur hingga kedalaman 10 cm dari permukaan tanah dan diamkan selama 2-3 hari.
- Melakukan pemupukan menggunakan pupuk organik seperti pupuk kompos atau kandang agar tanah kolam subur.
- Mengairi kolam secara bertahap. Memasukkan air ke kolam dimulai dari kedalaman 10-20 cm dan didiamkan selama 3-5 hari untuk membiarkan ganggang dan organisme air tumbuh. Setelah air kolam terpapar sinar matahari, isi lagi kolam dengan air setinggi 60-70 cm.
2. Pemilihan Bibit Ikan Nila
Berikut adalah kriteria bibit ikan nila berkualitas unggulan:
- Kondisi fisik bibit sehat.
- Bibit ikan nila tidak memiliki kecacatan.
- Bibit aktif bergerak.
- Ukuran tubuh bibit nila memiliki panjang yang seragam.
- Warna bibit nila memiliki warna yang senada.
- Bobot bibit ikan nila berkisar antara 10-20 gram/ekor.
- Bibit akan merespons pakan secara agresif.
3. Penebaran Bibit Nila
Saat menebarkan bibit, Pembudidaya perlu memperhatikan padat tebar kolam. Idealnya padat tebar kolam berkisar antara 15-30 ekor/m2 dengan ketentuan bobot bibit nila antara 10-20 gram/ekor.
Selanjutnya jangan langsung menebar bibit ke dalam kolam tanah. Biarkan ikan beradaptasi terlebih dulu dengan suhu kolam. Caranya dengan proses aklimatisasi, yaitu membiarkan wadah plastik berada di atas permukaan air selama beberapa jam. Setelah itu buka wadah plastik tersebut dan biarkan bibit keluar dengan sendirinya secara perlahan.
4. Pemberian Pakan
Saudara budidaya dapat menggunakan pakan alami atau pakan buatan kepada bibit ikan nila. Namun, saudara budidaya perlu memperhatikan kandungan nutrisi di dalam pakan tersebut. Pakan buatan seperti pakan pelet harus mengandung protein sebanyak 20%-30%.
Porsi pakan setiap harinya adalah 3% dari total bobot tubuh ikan. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, yakni di pagi dan sore hari.
5. Pemantauan Kualitas Air
Lakukan pemeriksaan kualitas air rutin secara berkala. Dua parameter yang wajib dicek adalah kadar pH air dan kandungan oksigennya.
Saat air kolam budidaya kekurangan oksigen, tingkatkan aliran debit air pada sistem sirkulasi air agar air yang kekurangan oksigen bisa diganti dengan air baru yang kaya oksigen. Sedangkan bila air mengandung NH3 dan diikuti aroma tidak sedap atau terlihat keruh, maka kualitas air mulai menurun.
Solusinya adalah mengganti air dengan yang baru dengan cara membuang air di kolam lalu ganti airnya. Pastikan untuk tidak membuang semua air, sisakan air kolam yang lama.
6. Pengendalian  Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit sangat penting dalam budidaya nila kolam empang. Perhatikan kondisi ikan secara berkala untuk mengidentifikasi tanda-tanda adanya hama atau penyakit.
Jika ditemukan masalah, segera ambil tindakan pencegahan atau penyembuhan yang tepat untuk mencegah penyebaran dan kerugian yang lebih besar.
7. Proses Panen
Waktuyang diperlukan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran benih hingga panen mengacu pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar domestic berkisaran 300-500 gram/ekor.Untuk memelihatara ikan nila  dari ukuran 10-20 gram hingga menjadi 300-500 gram dibutuhkan waktu sekitar 3-6 bulan.
Kesimpulan
Budidaya nila kolam empang memiliki keunggulan ketersediaan pakan alami dan cara budidaya yang mudah. Artikel ini memberikan panduan langkah demi langkah untuk memulai budidaya nila kolam empang, termasuk perencanaan kolam, pemilihan bibit, penebaran bibit, pemberian pakan, pemantauan kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, hingga proses panen. Dengan mengikuti panduan ini, diharapkan para pembudidaya dapat sukses dalam budidaya ikan nila merah kolam empang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H