Agar lebih bervariasi, Jamal juga mengajak orang tua untuk menjadi bagian dari Rumah Koran. Para orang tua akan diajarkan menjadi petani organik dan mendapatkan informasi seputar perkembangan pertanian.
“Petani literasi kini dikemas dalam banyak hal, tidak hanya mengajarkan anak di desa baca tulis, tapi juga mengedukasi orang tua mengenai perkembangan pertanian seperti mendapatkan informasi pertanian, bagaimana menjadi petani online dan edukasi budidaya pertanian” ungkap Jamal peraih SIA 2017
Tetap Bangkit di Tengah Pandemi
Perjalanan Jamal dalam merintis Rumah Koran telah mencapai puncak penghargaan di tahun 2017. Apresiasi ini membuat Jamal bersyukur namun tak berpuas diri. Ia terus berinovasi agar Rumah Koran tetap eksis. Siapa sangka, di tahun 2019 ujian menghampiri. Masyarakat Indonesia termasuk Jamal terkena dampak pandemi. Kondisi pandemi covid-19 menghambat program literasi baca tulis yang dilakukan oleh Jamal dan tim karena selama ini dilakukan secara tatap muka.
Tak ingin berlarut dalam kondisi pandemi, secepat kilat Jamal menghadirkan inovasi baru. Rupanya, Rumah Koran yang digagas Jamal menjadi tempat berbagi para petani dan wadah bagi petani dalam memasarkan hasil pertaniannya. Kegiatan itu kemudian dikemas dalam program petani berbagi dan patani (pasar tani).
Program petani berbagi berjalan dari awal pandemi hingga sekarang. Dalam program petani berbagi ini, Jamal mengajak para petani dan masyarakat di desanya untuk berbagi berupa hasil pertanian. Bersama Rumah Koran, Jamal mengumpulkan sumbangan para petani dan menyalurkan kepada pihak yang membutuhkan, seperti panti asuhan, dapur umum TNI, pesantren, desa terisolasi, korban bencana alam dan kebakaran. Luar biasanya lagi, program petani berbagi ini sudah dirasakan lebih dari 60 panti asuhan secara rutin.
Tidak hanya sukses dengan gebrakan petani berbagi, program patani (pasar tani) juga sukses dijalankan oleh Jamal lewat Rumah Koran. Jika petani berbagi konsepnya berbagi, maka berbeda dengan patani. Patani mengajak para petani untuk memasarkan hasil pertaniannya kepada masyarakat umum atau pedagang. Melalui Rumah Koran, Jamal mengembangan platform jual beli hasil tani seperti facebook, Instagram, blog, website, whatsapp dan sosial media lainnya. Di sini para petani tak perlu lagi mencari pedagang yang akan memborong/membeli hasil taninya. Rumah Koran akan menjadi perantara.
Inovasi patani (pasar tani) online yang dikembangkan Jamal rupanya membuahkan hasil yang nyata. Harapan hidup para petani semakin bersinar. Jamal yang kini sudah menamatkan pendidikan magister manajemennya bermimpi suatu saat bisa mengembangkan konsep jual beli hasil tani ini dalam bentuk aplikasi sehingga semakin dikenal luas.
Kerja keras anak desa seperti Jamal patut menjadi teladan. Ia tak tenggelam meski badai menghantam. Pandemi baginya bukanlah hambatan tapi ia justru menemukan peluang. Berawal dari literasi petani kini berantai menjadi petani berbagi dan patani (pasar tani). Kehadiran program petani berbagi dan patani, bukan berarti Jamal melupakan jati diri Rumah Koran, ia tetap berambisi untuk memberantas buta aksara dan mengedukasi anak petani di desa. Bukan tak mungkin, munculnya patani adalah bagian dari petani literasi yang awalnya para petani diberikan edukasi seputar budidaya pertanian melalui Rumah Koran yang hingga kini menjelma menjadi terobosan yang luar biasa.
“Meski pandemi, Rumah Koran tetap jalan seperti biasanya. Untuk sementara waktu tatap muka dalam memberikan literasi baca tulis ke anak petani di desa ditiadakan. Saat ini kami fokus mengembangkan program petani berbagi agar kami bisa membantu masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan pasar tani (patani) online juga membantu para petani di masa pandemi seperti sekarang ini. Bagi saya dan rekan-rekan, semua akan jalan dan berkembang ke depannya, baik petani literasi, petani berbagi maupun patani (pasar tani) online” tutur Jamal dalam obrolan whatsapp.