Mohon tunggu...
Akbar Fahmi
Akbar Fahmi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Bercita-cita menulis buku

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

3 Aplikasi Rahasia Dokter

6 September 2012   06:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:51 2912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokter dulu di pandang sebagai profesi yang kolot dan sulit menerima perubahan di luar perkembangan ilmu kedokteran itu sendiri. Sepanjang yang saya ketahui, mayoritas rumah sakit dan dokter di Indonesia masih menggunakan kertas fisik sebagai media penyimpanan berkas rekam medik pasien (medical record), jadul banget bukan? Namun di jaman teknologi informasi saat ini, para dokter sangat menyadari pentingnya sebuah perubahan gaya bekerja dan pelayanan kepada pasien. Sebagaimana aspek profesi lain yang telah banyak diinfiltrasi produk-produk IT mutakhir, profesi dokter juga mulai banyak terpengaruh oleh kemudahan-kemudahan yang ditawarkan internet dan smartphone. Pada tulisan ini saya ingin bercerita sedikit tentang 3 aplikasi smartphone yang paling sering saya gunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien. 1. Operamini [caption id="" align="alignnone" width="300" caption="Tampilan Opera mini"]

Tampilan Opera mini
Tampilan Opera mini
[/caption] Ini adalah aplikasi yang paling sering saya gunakan untuk membantu saya berinteraksi dengan pasien. Pasien jaman sekarang lebih kritis di banding pasien 10 atau 20 tahun yang lalu. Pasien saat ini sering menanyakan hal-hal yang terkait dengan diagnosa dan terapi yang saya berikan. Pertanyaan-pertanyaan seperti:  kenapa diberikan steroid? kenapa harus 3 hari? kenapa harus opname? dan berbagai pertanyaan-pertanyaan lain yang terkait  mengapa menjadi pertanyaan favorit di antara pasien. Kondisi tersebut saya siasati dengan membuka operamini di smartphone android, mengetikkan keyword yang ditanyakan di mesin pencari google, kemudian klik web kesehatan yang telah diappraise dengan baik: contohnya cdc.gov, nejm.org, dan www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed. Setelah menemukan artikel yang sesuai saya akan tunjukkan ke pasien dan mulai mengedukasi pasien untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Ternyata dengan metode itu pasien lebih puas, karena dia menemukan jawaban berdasar bukti yang otentik. 2. Medscape [caption id="" align="alignnone" width="326" caption="Tampilan Medscape"][/caption] Ini adalah rahasia terbesar saya. Sebenarnya saya paling malu membagikan ke khalayak umum, tetapi demi kawan-kawan kompasianer semua saya akan bagikan informasi rahasia ini. Jujur saja saya adalah dokter yang tidak hafal dosis semua obat. Tentu untuk obat-obat yang sering digunakan pasien saya hafal di luar kepala, tetapi kenyataannya tidak semua pasien cocok dengan obat-obat populer itu. Setiap tahun ada ratusan bahkan ribuan obat baru yang dipasarkan. Jika mau dihafalkan semua, tidak muat kapasitas memori otak saya. Apalagi hal-hal yang berkaitan dengan interaksi obat misalnya efek samping. Makin pusing kepala saya. Untuk menyiasatinya saya menggunakan aplikasi Medscape. Aplikasi ini sangat membantu karena saya bisa menemukan dosis obat yang jarang digunakan secara cepat kurang dari 15 detik. Pada aplikasi ini saya juga bisa dengan cepat memperoleh informasi tentang efek samping dan interaksi obat dengan sangat cepat kurang dari 5 detik. Aplikasi ini bisa diunduh secara gratis di android market. Yang ini betul-betul rahasia. Di Meja praktek, saya biasanya meletakkan smartphone di laci, supaya sewaktu-waktu saya lupa dosis, dengan sangat cepat saya bisa dapat informasi dosis yang tepat. Mungkin sedikit memalukan, tapi itu lebih baik daripada pasien mendapatkan dosis yang tidak sesuai. Hehe. Rahasia lho ya. 3. u-antri [caption id="attachment_204171" align="alignnone" width="167" caption="screenshoot uantri"]
1346886942831125083
1346886942831125083
[/caption] Aplikasi ini sebenarnya belum pernah saya pakai secara langsung, namun adalah sahabat saya dr. Ardian, SpOG yang sudah membagikan rahasia dan pengalamannya kepada saya tentang aplikasi ini. Sahabat saya yang satu ini memang luar biasa, pasiennya sangat banyak setiap malam. Dia biasa praktek dari jam 3 sore hingga jam 1 malam. Sayangnya komplain dari pasien sering didapat karena jumlah pasiennya yang sangat banyak dan waktu tunggu di rumah sakit juga lama. Nah, sohib yang satu ini ingin pasien bisa antri dengan nyaman dan kalau bisa tidak usah menunggu terlalu lama di tempat praktek. Akhirnya dia coba pakai aplikasi u-antri ini di tempat prakteknya. Hasilnya antriannya jadi teratur dan sudah jarang ada komplain dari pasien lagi. Bahkan tempat praktek sohib ini sempat diliput Jawa Pos (korannya Dahlan Iskan) untuk penggunaan modifikasi antrian ini. Sebenarnya aplikasinya sederhana, fitur keunggulannya hanya pasien bisa ambil dan pantau antrian dari rumah lewat smartphone. Mungkin karena sentuhan IT-nya lah yang membuat aplikasi ini sukses. Semoga pembeberan rahasia ini akan berguna bagi sejawat dokter dan rumah sakit di Indonesia. Amien. Salam sehat lahir batin ^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun