Mohon tunggu...
SUARDI
SUARDI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kajian Sosial dan Budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Manusia adalah makhluk yang bertanya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Makhluk yang Bertanya

29 Maret 2022   12:19 Diperbarui: 29 Maret 2022   12:22 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasamya tidak banyak pertanyaan fi losofis yang harus diajukan. Kita sudah mengajukan sebagian dari pertanyaan-pertanyaan yang paling penting.

Namun sejarah memberi kita banyak jawaban yang berbeda untuk setiap pertanyaan. Maka adalah lebih mudah untuk mengajukan pertanyaan filosofis daripada menjawabnya.

Sekarang pun setiap individu harus menemukan jawabannya sendiri untuk pertanyaan-pertanyaan yang sama. Kita tidak akan tahu apakah ada Tuhan atau apakah ada kehidupan setelah kematan dengan mencarinya di buku ensiklopedia.

Buku ensiklopedia juga tidak akan memberitahu kita bagaimana sebaiknya kita hidup. Namun, membaca apa yang telah diyakini orang lain dapat membantu kita untuk merumuskan sudut pandang kehidupan kita sendiri.

Banyak teka-teki kuno yang kini telah berhasil dijelaskan melalui ilmu pengetahuan. Seperti apa sisi gelap bulan itu sebelumnya pernah terselubung misteri. Dulu, itu bukanlah sesuatu yang dapat dipecahkan lewat diskusi, melainkan diserahkan pada imajinasi setiap individu.

Seorang filosof Yunani yang hidup lebih dari dua ratus tahun yang lalu percaya bahwa asal-mula fisafat adalah rasa ingin tahu manusia. Manusia menganggap betapa menakjubkannya hidup itu
sehingga pertanyaan-pertanyaan pun filosofis muncul dengan sendirinya.

Seperti menonton tipuan sulap. Kita tidak mengerti bagaimana tipuan itu dilakukan. Maka kita bertanya: bagaimana pesulap itu mengubah sepasang selendang sutera putih menjadi seekor kelinci hidup?

Dalam kasus kelinc i, kita tahu bahwa pesulap itu telah memperdaya kita. Yang ingin kita ke tahui hanyalah bagaimana dia melakukannya. Tapi jika menyangkut dunia masalahnya agak berbeda.

Bersambung,,, semoga kita bisa ngobrol lagi disalin kesempatan ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun