Mohon tunggu...
SUARDI
SUARDI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kajian Sosial dan Budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Manusia adalah makhluk yang bertanya

Selanjutnya

Tutup

Financial

Efek Sanksi Balik Rusia, Rubel Melesat, Dollar Makin Terpuruk! Putin Siap Runtuhkan Sistem Keuangan Barat?

28 Maret 2022   13:08 Diperbarui: 28 Maret 2022   13:11 1816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Penulis: Suardi

Jurus Vladlimir Putin sukses mata uang Global kembali perkasa. Nilai tukar Rubel terhadap dolar Amerika Serikat mencatatkan penguatan bulanan tertinggi pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat.

Seperti dilansir dari reuters pada Kamis 2022 penguatan tersebut terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengalihkan penjualan gas bumi menggunakan mata uang Global.

Hal itu diterapkannya bagi negara-negara yang dianggap tidak bersahabat dengan Rusia. Kurs Rubel berakhir menguat dengan bergerak ke bawah level RUB 100 USD.

Pelemahan itu diketahui masih jauh dari pelemahan Rubel yang mencapai lebih dari 22 persen tahun ini. Sanksi-sanksi negara barat juga membuat Rusia terisoloasi di pasar keuangan dan hal ini menyebabkan mata uangnya terdepresiasi cukup dalam.

Setelah pengumuman Putin harga gas bumi melonjak tajam di tengah kekhawatiran krisis energi di Uni Eropa. Dan ini upaya otoritas Putin Rusia untuk menekan negara-negara barat, dengan memaksa membeli gas menggunakan Rubel dengan manfaat tambahan mendukung nilai mata uang. Demikian kata Limpid Ekonomi Kapital Ekonomic.

Rubel menguat 6 persen menjadi RUB 97,73 per US dollar, terkuat sejak 2 Maret 2022 terhadap Euro. Rubel terapresiasi 6 persen menjadi RUB 108,01 per Euro.

Rusia telah menyusun daftar negara-negara tak bersahabat lantaran telah menerapkan berbagai sanksi. Daftar negara itu yakni Amerika Serikat, negara Uni Eropa, Inggris, Jepang, Kanada, Norwegia, Singapura, Korea Selatan, Swiss dan juga Ukraina.

Eropa semakin kelimpungan dengan sanksi yang mereka jatuhkan ke Rusia dan kini Rusia menyerang balik dengan kebijakan keras. Rusia mewajibkan pembeli gas mereka dengan mata uang Rubel.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan hal itu pada pertemuan dengan pemerintah pada Rabu. Putin juga menjelaskan bahwa Rusia berencana untuk meninggalkan semua mata uang lain yang dalam penyelesaian pembayaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun