Akaha Taufan Aminudin
PINTU RUMAH TUHAN LIMA WAKTUMU
menembus kekalutan aku terlempar di lautan,
angin terus menari-nari menghembus melemparkan
di batu karang, ombak laut terus bergulungan
deru ombak berlari cepat menghantam karang
jiwaku rapuh bergerak
tanpa arah
entah sampai dimana
pintu rumah belum kutemukan?
angin air ombak laut gerakkan melambai-lambai
begitu cepat merambat menghantam batu karang
pecah berhamburan
pohon-pohon tumbang
kekalutan semakin tak bersahabat
tangan-tangan tega berbuat nista disini
menyalahkan perjalanan angin air di lautan
ombaknya bergulungan menatap tepat di kepalaku
di pikiran,hati,jiwaku
harapan impian-impian terpenjara
lepaslah belenggu kekalutan
pikiranku berenang lepas di lautan
‘di lautan lepas aku terus berenang mencari diriku
yang hilang. di batu karang itu
kutemukan diriku mengarungi ombak kehidupan
bersamamu yang mengerti kehidupan sebenarnya’
jiwaku semakin kokoh
di segala arah
sampai dimana bersamamu
pintu rumah telah kutemukan?
'pintu rumah tuhan lima waktumu
jangan ditinggalkan
bila ketenangan sebenarnya ada disini
hati ini jiwa ini'
menembus cakarawala
kehidupan lebih bermakna
selamanya
turun temurun
Malang Raya, 30 Juni 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H