Mohon tunggu...
AkahaTaufan Aminudin
AkahaTaufan Aminudin Mohon Tunggu... -

Pernah membacakan karya puisinya di Lamongan, Blitar, Ngawi, Malang, Sidoarjo, Surabaya, Surakarta Solo, Jakarta, dan pada program persahabatan abad XXI Indonesia Jepang se Asean component di Jepang selama satu bulan di undang membacakan karya puisinya di kota Tokyo, Shizuoka, Hiroshima dan lain-lain (1995), 200 judul puisinya juga pernah dibedah dan dibahas oleh Vemy University, Perancis (1995-1996). Karyanya ‘Antologi Puisi Kemerdekaan’ Studio Sastra Kreatif Batu (1991), Antologi Puisi ‘Janji Abadi’ Studio Sastra Kreatif Batu (1992), Antologi Sajak Cinta Lima Sosok’ Forum Dialog Sastra Batu (1992), Antologi Puisi ‘DERAP’ HP3N Jatim diterbitkan HP3N Studio Sastra Batu (1993), antologi puisi XII Program Persahabatan Indonesia Amerika (PPIA) Surabaya (1993), Antologi Puisi ‘Kebangkitan Nusantara” Studio Sastra Kreatif Batu (1995) ‘Kebangkitan Nusantara II’ Studio Sastra Kreatif Batu (1996), Antologi Puisi ‘BANGKIT III’ Studio Sastra Kreatif Batu (1998), Antologi Puisi ‘Sempalan’ Komunitas Sastra Malang (1994), Antologi Puisi ‘Nuansa Hijau” Bunga Rampai, Bogor (1995), Antologi Puisi ‘Refleksi Setengah Abad Indonesia’ Taman Budaya Surakarta Solo (1995), buku puisi ‘Dari Negeri Poci 3’ Penerbit Tiara Jakarta (1996), Buku Puisi ‘Luka di Atas Luka’ (LDL) diterbitkan Pustaka Pelajar Jogjakarta dan Aveross (2001). Jangan Biarkan Tanahku Hilang penerbit Kayu Tangan Malang (2007) HP. 085 234 853 999 / 081 334 661 999 081 2336 6563 e-mail: akahataufana@yahoo.com YM : akahataufana BCA 0111607809 Jl.Haji Agus Salim 3/42 Batu Jatim 65314

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisipuasa

26 Juli 2012   15:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:35 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akaha Taufan Aminudin

PINTU RUMAH TUHAN LIMA WAKTUMU

menembus kekalutan aku terlempar di lautan,
angin terus menari-nari menghembus melemparkan
di batu karang, ombak laut terus bergulungan
deru ombak berlari cepat menghantam karang

jiwaku rapuh bergerak
tanpa arah
entah sampai dimana
pintu rumah belum kutemukan?


angin air ombak laut gerakkan melambai-lambai
begitu cepat merambat menghantam batu karang
pecah berhamburan
pohon-pohon tumbang

kekalutan semakin tak bersahabat
tangan-tangan tega berbuat nista disini
menyalahkan perjalanan angin air di lautan
ombaknya bergulungan menatap tepat di kepalaku
di pikiran,hati,jiwaku
harapan impian-impian terpenjara
lepaslah belenggu kekalutan
pikiranku berenang lepas di lautan

‘di lautan lepas aku terus berenang mencari diriku
yang hilang. di batu karang itu
kutemukan diriku mengarungi ombak kehidupan
bersamamu yang mengerti kehidupan sebenarnya’

jiwaku semakin kokoh
di segala arah
sampai dimana bersamamu
pintu rumah telah kutemukan?

'pintu rumah tuhan lima waktumu
jangan ditinggalkan
bila ketenangan sebenarnya ada disini
hati ini jiwa ini'

menembus cakarawala
kehidupan lebih bermakna
selamanya
turun temurun

Malang Raya, 30 Juni 2012

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun