Mohon tunggu...
AKADUSYIFA
AKADUSYIFA Mohon Tunggu... Wiraswasta - akadusyifa

Selamat membaca semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bambu yang Dibangga-Banggakan Kini Jadi Bangkai Tak Bernilai

18 Juli 2019   19:59 Diperbarui: 18 Juli 2019   20:03 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2018 menjadi tahun yang bersejarah bagi negara Indonesia karena bisa menjadi tuan rumah Asian Games, ajang olahraga terbesar di Asia. Indonesia menjadi tuan rumah untuk yang kedua kalinya di ajang Asian Games setelah tahun 1962 Indonesia juga pernah ditunjuk menjadi tuan rumah. Tahun 2018 Asian Games digelar di 2 kota yaitu di Jakarta dan Palembang yang memang sebelumnya sudah dipersiapkan dengan matang oleh pemerintah.

Asian Games berjalan lancar dan sukses digelar di Indonesia dan mendapat banyak pujian dari para negara peserta. Bukan cuma sukses menjadi tuan rumah, Indonesia juga sukses menorehkan prestasi melalui kontingennya dari berbagai cabang olahraga. Indonesia menjadi peringkat ke empat dengan meraih total 98 medali, 31 emas, 24 perak dan 43 perunggu. Ini menjadi prestasi terbaik Indonesia sepanjang sejarah mengikuti ajang Asian Games. (Sumber www.kompas.com)

Menyambut Asian Games

Jakarta menjadi salah satu kota penyelenggara Asian Games sehingga memang perlu dipersiapkan secara matang demi mensukseskan Asian Games. Selain mempersiapkan infrastruktur pemerintah juga mempersiapkan sarana untuk menyambut para kontingen olahraga peserta dari berbagai negara. Salah satu sarana yang dibangun pemda DKI Jakarta untuk menyambut Asian Games adalah Bambu Getih Getah. 

Bambu Getih Getah dibangun di Bundara HI yang dirancang oleh seniman Joko Avianto, yaitu sebuah seni yang terbuat dari bambu yang saling dililitkan sehingga membentuk sebuah karya seni.

Biaya pembuatan instalasi ini pun tidak bisa dibilang murah, karena pemda DKI harus menyiapkan kocek sebesar Rp 550 juta hanya untuk membuat karya seni dari bambu. Sehingga ini yang menjadi perdebatan karena Gubernur Anies dinilai terlalu boros dan menghambur-hamburkan uang.

Anies : ini karya luar biasa

Anies memuji dan mengapresiasi bangunan bambu tersebut sebagai karya yang luar biasa.

"Saya katakan kepada Pak Joko Bikin kami Indonesia dengan bambu. Kami merasa bangga. Prosesnya cukup singkat dan kado karya luar biasa," dikutip dari detik.com

Selain itu melalui akun Instagramnya Anies juga mengatakan bahwa bambu yang dianggap tak bernilai menjadi karya seni yang tak ternilai, yang diupload tanggal 15 Agustus 2018 lalu. 

Kini menjadi bangkai tak bernilai

Bangunan bambu Getih Getah yang dorobohkan (Sumber foto www.detik.com)
Bangunan bambu Getih Getah yang dorobohkan (Sumber foto www.detik.com)

Instalasi bambu itu pun tidak bertahan lama karena tidak lebih dari satu tahun, bangunan tersebut diresmikan oleh Anies tanggal 15 Agustus 2018 dan sekarang tanggal 17 Juli 2019 menjadi akhir bangunan tersebut, bangunan tersebut harus dibongkar atau dirobohkan karena memang sudah rapuh dan sudah mulai berjatuhan instalasi bambunya sehingga sudah tidak tertata. 

Kini bambu yang dibangun menghabiskan dana setengah miliar itu menjadi sampah dan tak bisa disaur ulang lagi sehingga menjadi bangkai tak bernilai. 

Yang jadi persoalan sebenarnya bukan bambunya tapi dana yang dikeluarkan pemda DKI yang merogoh kocek sampai setengah miliar hanya untuk membangun instalasi dari bambu dan hanya bertahan tidak lebih dari satu tahun.

Seharusnya dengan dana segitu bisa menghasilkan bangunan yang lebih kokoh dan kuat bahkan bisa bertahan hingga puluhan tahun.

Akadusyifa 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun