Mohon tunggu...
Akademizi
Akademizi Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Akademizi lahir dari sebuah visi besar yang ingin mendorong kemajuan gerakan filantropi Islam sekaligus mampu menjadi inspirasi bagi gerakan kebajikan dan pemberdayaan umat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengakomodir CSR Perusahaan atau Membawa Kepentingan Mustahik

29 Januari 2024   13:00 Diperbarui: 29 Januari 2024   13:05 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembaga zakat harus mengokomodir kepentingan Corporate social responsibility (CSR) dengan memilih warga di sekitar perusahaan ketika melakukan kerja sama kegiatan sosial.

"Lembaga zakat akan mengkomodir donor CSR atau membawa kepentingan mustahik. Mustahik perlu dibantu tapi tidak menarik bagi donor," kata Associate Expert FOZ Sigit Iko Sugondo dalam acara yang diselenggarakan Akademizi beberapa waktu lalu.  

Donor dari CSR lebih membawa kepentingan terhadap warga yang ada di sekitarnya. "Kerja sama dengan CSR tidak bisa bebas dan CSR lebih memilih di ring 1 atau daerah terdekat perusahaan," ungkapnya.

Kata Iko perlu ada titik temu lembaga zakat, donor dan mustahik.  

Perusahaan ada dua program yaitu kepedulian sosial dan tanggung jawab sosial. Tanggung jawab dikerjakan di ring satu karena dampak usahanya. "Kalau kepedulian sosial perusahaan membantu bencana seperti di Cianjur," jelas Iko.

Iko juga mengatakan, pegiat sosial ataupun amil yang ingin mengadakan kerja sama dengan CSR dalam melakukan kegiatan sosial harus mengajak diskusi dulu. "Telepon pertama ke CSR jangan mengajukan presentasi tetapi berdiskusi dengan orang CSR perusahaan," ungkapnya.

Selain itu, ia mengingatkkan lembaga zakat terkait dengan  sosial dan ekonomi. "Sehingga visi dan misi lembaga zakat harus riil dan bukan lip service," pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun