Mohon tunggu...
A Karma Sentika
A Karma Sentika Mohon Tunggu... -

Lahir di Surabaya, dan sekarang tinggal di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wahai anakku .....

5 Februari 2011   16:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:52 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Papa sangat beruntung sekali mempunyai kalian, anak laki-laki dan perempuan. Allah swt telah memberi amanah kepada papa dan mama dengan menganugerahkan dua anak laki-laki dan dua anak perempuan, yang tidak semua hamba-Nya diberi amanah seperti itu sebagaimana firman Allah swt dalam QS 42, Asy-Syura : 49-50 Memegang amanah berupa anugerah anak walaupun menyenangkan namun secara hakikat sebenarnya sangat berat. Kalian dulu di alam ruh ketika ditanya sang Khaliq “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” kalian pun menjawab "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (QS7, Al A’raf 172) Janji kalian dihadapan sang Khaliq itulah merupakan amanah yang harus papa dan mama pegang, agar supaya selama kalian hidup di dunia selalu ingat akan kesaksian kalian bahwa Allah swt itu adalah Tuhan kalian. Serta ketika engkau menghadap sang Khaliq kelak, maka kalian akan diterima-Nya dengan sukacita, kalian akan disediakan rumah yang mewah dan megah di surgaNya. Ketika kalian masih dikandungan mama, setiap lepas shalat papa dan mama selalu berdo’a agar kalian nantinya menjadi anak shaleh dan shalehah. Dibisikannya firman-firman Allah agar kalian selalu ingat akan kesaksian kalian dihadapan sang Khalik. Kalian ketika lahir dari rahim mama dalam keadaan fitrah, suci dan tiada dosa sedikitpun. Sebelum kalian mengerti apa itu dunia dan isinya, papa ingatkan kalian tentang siapa tuhan kalian, maka nya papa lantunkan adzan ditelinga kanan kalian dan iqamah ditelinga kiri kalian. Papa berupaya agar syetan tidak mendahului membisi kalian, karena syetan selalu berusaha menutup qalbu sehingga sifat ke-ilahi-an kalian akan terganti sifat-sifat iblis. Begitu kalian lahir, secara fitrah kesaksian kalian dihadapan sang Khaliq terlupakan, dan tugas papa dan mama adalah menggali dan mengembangkan sifat-sifat ke-ilahi-an yang masih bersarang di qalbu kalian. Papa dan mama berusaha mengingatkan akan kesaksian kalian ketika di alam ruh, karenanya sedari kecil kalian diajarkan membaca firman-firman-Nya, kalian dibimbing tentang tata-cara menghadap-Nya, kalian diperkenalkan pada hal-hal yang disenangi oleh-Nya. Kalian pun sedari kecil selalu diingatkan dan janganlah kalian melakukan akan perkara-perkara yang tidak disenangi-Nya. Ketika kalian kecil papa dan mama sangat gembira sekali, melihat kalian lucu-lucu. Kalian bangun pagi kemudian shalat subuh berjamaah, di waktu antara maghrib dan Isya’ kalian belajar Al Qur’an. Ketika bulan ramadlan kalian selain berpuasa juga bertadarrus bersama papa dan mama selepas shalat Isya’ dan Shubuh. Di ‘iedul fitri kalian bersilaturahim ke rumah nenek di kampung, banyak kejadian yang lucu ketika perjalanan mudik ke rumah nenek. Kalian pun sering protes jika diingatkan, menghadapi protes kalian, papa dan mamapun harus bersabar karena ini dalam rangka tugas mengemban amanah Allah. Semakin bertambahnya usia, papa dan mama-pun harus semakin bersabar, jika mengingatkan kalian untuk beribadah dan berkomunikasi dengan-Nya serta membaca firman-firman-Nya. Papa dan mama sering pula melarang kalian untuk mengerjakan sesuatu, itu bukannya papa dan mama benci pada kalian, tetapi itu adalah sebagai ungkapan sayang dan untuk kebaikan kalian. Papa dan mama tidak menginginkan kalian melanggar larangan Islam, papa dan mama tidak menginginkan kalian dikuasai hawa nafsu buruk. Ketika kalian sudah besar dan dewasa, terbersit kebanggaan dunia ketika kalian telah usai menyelesaikan pendidikan dan bekerja, seolah papa dan mama telah berhasil mengantarkan kalian memasuki dunia yang penuh dengan fitnah ini. Namun tidak dapat di pungkiri bahwa di dalam relung qalbu papa yang paling dalam terbersit penyesalan kenapa amanah yang bapak emban ini tidak sesuai dengan harapan?. Ketika kalian sukses secara duniawi, kalian terlihat agak melupakan kesaksian kalian dihadapan Allah swt ketika di alam ruh dulu. Kalian sepertinya lebih mementingkan karir dan harta dunia dari pada rizki yang barokah dan urusan akherat. Kalian lebih menggandrungi lantunan artis yang berpakain seronok dari pada mendengarkan lantunan firman-firman Allah swt. Kalian bisa membaca empat ratusan halaman buku roman Ayat-Ayat Cinta dalam tempo sehari, namun engkau mengatakan malas atau tidak ada waktu ketika harus membaca Ayat-Ayat Allah walaupun hanya 1 juz. Kalian lebih senang pergi ke mall dari pada ke masjid untuk mendengarkan tabligh.atau tausyiah Papa minta maaf pada kalian, mungkin ada rizki papa yang kalian makan bersifat subhat atau bahkan barang haram dari perolehannya. Makanan haram yang mengalir dalam darah kalian, membuat hati kalian tercemar, sehingga nur ilahi yang kalian terima tidak dapat direfleksikan dalam aktifitas sehari-hari. Qalbu yang tercemar terkena penyakit akan bisa disembuhkan yaitu dengan kalian mulai menyadari dan lebih mendekatkan diri pada sang Khaliq. Wahai Anakku, tataplah kedepan, apa tujuan kita hidup. Manusia diciptakan hanyalah untuk beribadah kepada Allah (QS. 51, Adz-Dzaariyaat 56) . Karenanya luruskan kembali arah kalian melangkah, mendekatlah kepada Sang Khaliq, beristigfarlah dan meminta ampunan atas kesalahan dan dosa, agar langkah-langkah yang akan kalian tempuh adalah langkah yang di ridlo’i Allah swt. Hilangkanlah ke-khawatiran papa, karena papa harus membawa laporan untuk mempertanggungjawaban amanah yang diberikan Allah kepada papa, yaitu kalian berempat. Namun, walaupun bagaimana papa dan mama setiap malam akan selalu berdo’a agar kalian tetap menjadi penyejuk mata dan hati papa dan mama. “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS 25, Al Furqon 74). Bukan hanya penyejuk mata dan hati untuk kehidupan dunia tetapi juga untuk kehidupan di akherat kelak. Agar do’a papa dan mama dapat dikabulkan dari kalianpun harus ada usaha untuk menjadi orang yang shaleh dan shalehah. Papa dan mama inginkan ketika di surga kelak kita berkumpul kembali dengan seluruh keluarga, demikian kalian berusahalah agar kalianpun dapat berkumpul dengan seluruh keluarga kalian. Sehingga kelak kita berkumpul dalam keluarga besar berada di surga. Sebagimana digambarkan oleh Allah dalam Al Quran 52:. Ath-Thuur 21 Dan orang-orang yang beriman serta anak cucu mereka yang mengikuti dalam keimanan, kami hubungkan (pertemukan) anak cucu mereka dengan mereka (di surga), dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. Amin, Amin Ya Rabbal ‘Alamin Bandung, 24 Mei 2009

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun