Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengurai Dalamnya Makna Tungkek Mambao Rabah

28 Agustus 2024   20:39 Diperbarui: 28 Agustus 2024   20:41 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama kami sekeluarga (dokpri)

Baru kemaren sih saya mendengar lagu Minang ini. Pas nyari-nyari di YouTube, ternyata lagu yang sedang viral-viralnya. Ah, apa aku gak seapdet itu ya. Duh.

Langsung jatuh cinta. Love at first sight. Eh, at first listen ya. Terutama pada isi liriknya. Relatif sederhana memang, tapi ya kok rasanya kenak kali, nyata sekali, hingga menyentuh bagian hati yang paling peka. Terus terang, mataku gak terasa langsung basah, air mataku beneran mengalir. Autoingat keadaan kami beradik berkakak sekarang-sekarang ini, terutama selepas Mama yang telah mendahului kami. Secara harfiah, kami sekarang bagai anak ayam kehilangan induknya. 

Intinya tentang pentingnya kesatuan kekeluargaan, persaudaraan. Kalau mau main-main inti ya sebatas itu saja. Yang sangat menarik itu uraiannya, ulasannya atau prosesnya. Saripati hikmah atau makna kehidupan ya ada di situ. Kalau mau main-main inti doang, lahir-hidup-mati, udah, the end.

Oke oke. Lanjut.

Teman-teman pembaca tentunya taulah ya cerita filem seri Fast and Furious. Ketika menganalisis seluruh lirik lagunya, entah gimana, yang pertama kali keingat kok ya filem itu. Padalan filem tentang pentingnya kekeluargaan mah bejibun yak. Mungkin karena dihiasi dengan aksi-aksi yang epik kali ya. Jangan tanya deh soal masuk akal gak masuk akal. Yang penting aksi-aksinya seru, full style. Menghibur mata dan telinga.

Dari cerita filem itu kita peroleh bahwa untuk keutuhan keluarga, kepentingan keluarga, apapun akan dilakukan secara habis-habisan, gak pakek nanggung. Asal jangan demi itu, menguasai dan merampok uang negara, uang rakyat pun dihalalin demi foya-foya keluarga, pelesiran kemana-mana. Seperti yang sedang kejadian. Eh, stop!

Baiklah. 

Secara biologis, tepatnya genetis, saya asli lahir dari kedua orangtua suku Minang Kabau. Secara sosial saya lahir dan besar hingga SMA di Toba Land. Jadi, bahasa dua-duanya ya cukup fasihlah. Yap, kita asli anak perantauan.

Mari kita uraikan liriknya, lebih kepada maknanya ya, bukan terjemahan kata per kata.

[Dakek caliak mancaliak. Jauah jalang man jalang. Sakik basilau sanang bahambauan. Baitulah badunsanak jo basudaro]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun