Teman-teman pernah memperhatikan perut bayi yang sedang tidur nyenyak? Kembang-kempis, yang menunjukkan bahwa ianya sedang bernafas, dengan teknik pernafasan perut. Teknik ini merupakan teknis pernafasan alami, yang efisiensi dan efektivitasnya dari sisi kesehatan lebih baik daripada teknik pernafasan dada, teknik yang umumnya dilakukan oleh orang dewasa. Selain itu, sangat baik juga dalam olah suara.
Belum diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan berubahnya teknik pernafasan perut menjadi teknik pernafasan dada pada orang dewasa. Sebagian ilmuwan yang mempelajari tentang hal ini menduga bahwa hal tersebut disebabkan oleh meningkatnya kuantitas dan kualitas persoalan-persoalan kehidupan seiring bertambahnya usia. Persoalan-persoalan yang memicu stres, memantik emosi, yang membuat dada terasa "nyesek".
Syukurnya, teknik pernafasan ini bersifat reversibel, tidak bersifat permanen. Melalui sejumlah cara atau kebiasaan yang sederhana, kita bisa melatih tubuh untuk mengubah teknik pernafasan yang kita lakukan hingga sampai pada titik berjalan secara alami, tidak kita sadari sebagaimana teknik pernafasan yang dilakukan oleh bayi.
Bagaimanapun, pada saat-saat tertentu, teknik pernafasan dada terasa lebih bermanfaat daripada pernafasan perut yang dilakukan secara deep breathing. Misalnya pada saat dada benar-benar terasa sesak dikarenakan oleh kekurangan oksigen atau ketika mengalami sebuah peristiwa yang sangat emosional.
Alhamdulillah, teknik pernafasan perut sudah saya lakukan sejak masih duduk di bangku SMA, sekitar tiga dekade yang lalu. Terima kasih kepada Atukku yang mengajarkannya saat saya masih duduk di bangku SMP. Waktu itu, beliau mengajarkan kepadaku teknik pernafasan perut sebelum beliau mengajarkan teknik-teknik dasar beladiri silat khas Minang Kabau.
Ketika mendalami topik ini pada saat duduk di bangku kuliah jurusan Biologi, sayapun mengetahui bahwa teknik pernafasan perut adalah teknik kuno yang telah ada dalam peradaban kuno di Cina (Tai Chi), di India (Yoga) dan di Jepang (Reiki). Teknik kuno yang selaras, bahkan membantu ilmuwan Biologi dan Kedokteran modern dalam mempelajari sistem respirasi.
Manusia adalah mahluk hidup Aerob, yaitu mahluk yang membutuhkan oksigen untuk sistem metabolismenya. Proses pengambilan oksigen dan pembuangan limbah gas hasil metabolisme berupa karbon dioksida terjadi melalui sistem pernafasan (respirasi), sistem yang berlangsung di luar kendali pikiran sadar (involuntary).
Meskipun aktivitas pernafasan bersifat involuntary, kita dapat mengontrol cara input dan output udara melalui otot sadar (voluntary) yaitu otot diafragma, otot berbentuk lembaran yang berada diantara rongga dada dan rongga perut, dengan dua teknik yaitu pernafasan dada (high breathing, chest breathing) dan pernafasan perut (low breathing, abdominal breathing, belly breathing, diaphragmatic breathing).
Mekanisme dan Manfaat Teknik Pernafasan Perut Bagi Kesehatan
Ketika otot diafragma kontraksi ke bagian bawah, rongga perut mengembang. Hal ini menimbulkan tekanan negatif dalam rongga dada yang menyebabkan udara "dipaksa" masuk dalam jumlah yang maksimal ke dalam paru-paru dan juga menyebabkan mengalirnya darah kembali (venous return) secara optimal ke arah jantung. Sehingga menimbulkan efek yang menguntungkan bagi kesehatan yaitu:
- Melancarkan sistem peredaran darah yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan sistem biologis tubuh secara keseluruhan.
- Meningkatnya daya tahan tubuh (sistem immun) seiring optimalnya peredaran darah.
- Membantu mencegah terjadinya infeksi pada paru-paru dan jaringan dalam tubuh lainnya.
- Menstimulasi disekresikannya hormon endorfin yang memiliki efek menenangkan tubuh (relax), sehingga dapat membantu meredakan stress, panik atau gugup.
- Tekanan otot diafragma yang berlangsung secara terus menerus dengan frekuensi yang teratur ke arah organ-organ bagian bawah rongga dada seperti lambung, usus dan hati, memberikan efek "pijat" yang baik bagi organ-organ tersebut.