Model penularan utama Covid-19 adalah melalui tetes cairan (droplet) yang berukuran sangat halus, 100-300 mikrometer (lih. gambar) yang dilepaskan oleh orang yang positif terinfeksi virus SARS-CoV-2 pada saat ia batuk, bersin atau pada saat berbicara.
Sedangkan model penularan lainnya adalah melalui droplet yang mengandung virus, yang jatuh di permukaan benda-benda seperti meja, gagang pintu dan tiang pegangan dalam bus umum. Benda-benda yang jadi sarana penularan tersebut disebut dengan fomites.
Lamanya droplet bertahan di udara atau di permukaan benda-benda fomites bisa dalam hitungan menit, jam, atau bahkan berhari-hari. Sangat bergantung kepada ukuran droplet, suhu, kelembaban, tekanan dan aliran udara.
Berdasarkan pengetahuan tersebut-lah kita sangat dihimbau oleh otoritas kesehatan untuk mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak fisik dengan orang lain. Khususnya di ruang-ruang publik.
Berikut ini adalah contoh simulasi penyebaran dan pencegahan Covid-19 di ruang sekolah. Pada prinsipnya hal ini berlaku juga untuk ruang-ruang publik lainnya seperti di kantor dan di cafe atau restoran.
1. Seorang guru yang positif terinfeksi sedang mengajar di sebuah sekolah dengan jumlah murid sebanyak 24 orang.
2. Setelah dua jam di ruangan yang tertutup tanpa sistem ventilasi udara dan tanpa masker, guru tersebut bisa menularkan Covid-19 kepada 12 orang murid (50%).
3. Setelah dua jam di ruangan yang tertutup tanpa sistem ventilasi udara dan semuanya mengenakan masker, sekitar 20% dari jumlah murid bisa terinfeksi.
4. Setelah satu jam di ruangan tertutup dengan semua jendela dan pintu dibuka lebar, semua mengenakan masker, hanya satu orang murid yang tertular. Sebaiknya ada jeda antar mata pelajaran. Jika memungkinkan setiap satu atau dua jam, ruangan dikosongkan selama sekitar 10-15 menit.
Dari simulasi ini kita juga bisa mengetahui bahwa penyebaran utama adalah melalui close-contact dalam durasi yang cukup lama.
Semakin lama contact-nya semakin besar peluang terjadinya penularan.
Hal ini terjadi karena semakin banyak jumlah paparan droplet-nya maka peluang tercapainya jumlah virus yang cukup untuk menginfeksi (minimum infective dose) orang yang rentan (susceptible) semakin besar.
(Rahmad Agus Koto/Pemerhati Pandemi Covid-19)
***
Simulasi dan ilustrasi yang sedikit saya modifikasi ini dibuat oleh tim Elpais berdasarkan "The COVID Airborne Transmission Estimator" yang dikembangkan oleh Jose Luis Jimenez, ahli kimia atmosfir dari University of Colorado.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H