Dari perspektif mikrobiologis, istilah steril sifatnya mutlak. Tidak ada istilah agak steril, sedikit steril atau setengah steril. Jika ada satu saja entitas mahluk hidup dalam satu objek, maka objek tersebut dikatakan tidak steril. Karena yang tersisa diasumsikan bisa berkembang biak lagi.
Hand sanitizer mustahil bisa mensterilkan tangan.
Beberapa waktu yang lalu, saya membaca iklan antiseptik branded di beranda Facebook. Bisa membunuh 99,9999...% kuman. Semuanya memang begitu. Mengapa tidak 100%? Karena 100% hanya bisa dilakukan dengan autoklaf atau oven dan desinfektan berbahan senyawa kimia khusus seperti glutaraldehid dan formaldehid yang tidak aman bagi kulit.
Ada sejumlah kuman penyebab penyakit (patogen) yang otomatis membentuk spora dalam lingkungan yang bisa mengancam hidupnya. Misalnya Bacillus cereus (penyebab keracunan makanan) dan Bacillus anthracis (penyakit antraks). Hand sanitizer jelas tidak dapat membasminya. Struktur spora mikroba berlapis-lapis dan disusun oleh senyawa kimia kompleks yang dalam batasan tertentu tahan terhadap tekanan fisik, suhu tinggi dan senyawa-senyawa kimia yang bersifat dekstruktif.
Bagaimanapun, hand sanitizer tetap saja bermanfaat walaupun tidak bisa 100% membasmi kuman. Memperkecil peluang terpapar agen penyakit. Iya, termasuk virus penyebab Covid-19. Hanyasaja ianya tidak sempurna, meninggalkan residu mikroba yang bercampur dengan sel-sel kulit mati di permukaan kulit, serta bisa merusak struktur permukaan kulit jika terlalu sering digunakan.
Permukaan kulit yang rusak malah membuat kita rentan terpapar penyakit. Dalam hal ini, gunakan pada saat-saat tertentu saja. Misalnya setelah selesai berbelanja di pasar atau minimarket.
Apakah mencuci tangan dengan sabun bisa sempurna menghilangkan kuman?
Bisa. Tentunya dengan catatan khusus. Dengan sabun apa saja. Tidak harus mengandung zat kimia antiseptik. Sabun bisa melarutkan kotoran-kotoran di permukaan kulit yang mengandung kuman. Proses pencuciannya harus sempurna. Dari segi waktu pengaplikasian sabun, minimal 20 detik. Hal seperti ini pernah kami praktekkan saat praktikum mikrobiologi sekitar dua dekade yang lalu.
Menggosok-gosok permukaan kulit, sela jari-jari dan terutama bagian dalam dan luar ujung permukaan kuku. Kemudian dibilas dengan air bersih yang mengalir, yang akan membuang semua kotoran.
Gambar yang saya lampirkan adalah ilustrasi real mengenai hubungan antara pencucian tangan dengan sabun dan lama pengaplikasiannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H