Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dunia Gagap Pandemi

20 Maret 2020   10:18 Diperbarui: 20 Maret 2020   10:34 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan. Bukan hanya Indonesia. Secara umum, seluruh negara di dunia memang masih gagap menghadapi wabah besar Covid-19. Padahal sudah memiliki banyak pengalaman yang idealnya sudah lebih dari cukup.

Bill Gates bukanlah sosok ilmuwan yang mempunyai keistimewaan bisa memprediksi masa depan secara akurat, khususnya terkait pandemi mikroorganisme patogen (Gambar di bawah adalah saat beliau menyampaikan bahaya pandemi virus patogen di acara TED talk tahun 2015).

urbanasia.com
urbanasia.com
Ada cukup banyak ilmuwan terkait yang telah memprediksi peristiwa yang mengenaskan ini sebelumnya. Belajar dari sejumlah peristiwa yang sama semenjak tahun 160 AD. Mulai dari wabah kolera, cacar, HIV hingga wabah yang kini sedang terjadi.

Persis satu tahun yang lalu, Maret 2019, sekelompok ilmuwan dari Cina mempublikasikan hasil penelitiannya di Viruses Journal-MDPI yang berjudul "Bat Coronavirus in Cina". Hasil penelitian yang sangat akurat ini mulai dari sisi jenis virus hingga lokasinya adalah salah satu faktor utama yang membantu pemerintahan Cina bisa melalui fase puncak outbreak Covid-19 dengan relatif sangat cepat. Kemarin, diberitakan untuk pertama kalinya tidak ada penambahan kasus baru di negara tersebut.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Meskipun sudah bisa memprediksinya secara akurat, ummat manusia lebih disibukkan dengan kepentingan kelompoknya masing-masing. Sibuk dengan penguatan sistem militer dan ekonomi negaranya masing-masing. Padahal musuh bersama yang nyata sudah berada di depan matanya. Belum lagi kita membicarakan musuh-musuh bersama lainnya, seperti gempa bumi dan perubahan iklim.

Ironis memang.

Bagaimanapun, harapan itu tetap ada. Meskipun masih relatif lemah dan lambat, sistem pertahanan bersama ummat manusia yang hidup di planet bumi ini tetap ada kemajuan dan perkembangannya.

Dalam hal pandemi, harapan itu kita gantungkan di pundak WHO-UN.

Tanpa kesadaran bersama ummat manusia, spesies Homo sapiens akan berada di dalam daftar mahluk hidup yang sudah punah dari permukaan bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun