2. Nata de coco dadu normal/basah dengan kadar air ~95%.
3. Nata de coco dadu yang dihancurkan dengan ujung jari.
Mengapa tekstur nata de coco yang ditekan terlihat mirip plastik, sangat liat dan sulit disobek? (Foto 1).
Serat selulosa bakteri adalah satu-satunya senyawa kimia organik alami pembentuk nata de coco. Diameternya sekitar 20 nm, setara dengan sehelai rambut yang dibelah seribu. Dalam keadaan yang basah atau normal (Foto 2), jalinan atau susunan serat selulosa pada nata de coco relatif sangat longgar, satu sama lain terikat oleh ikatan hidrogen yang sangat lemah sehingga teksturnya lembut dan mudah dihancurkan dengan ujung jari (Foto 3).
Analoginya seperti satu atau beberapa helai rambut yang mudah kita putuskan. Jika ribuan, puluhan ribuan helai rambut kita satukan, tentunya tidak bisa atau akan sangat sulit untuk diputuskan dengan tangan kita, bukan? Persis, seperti itulah yang terjadi pada nata de coco yang ditekan hingga kadar airnya mendekati 0%. Serat-serat selulosanya menjadi menyatu sehingga sulit untuk disobek.
Sedangkan bentuknya yang transparan dikarenakan karakteristik alami serat selulosa tersebut. Jika serat-serat selulosa pada sayur-sayuran atau buah-buahan kita ekstraksi, dimurnikan dan disatukan/ditekan, bentuknya akan sama persis dengan Foto 1.
Berdasarkan penjelasan yang sangat mendetail ini, hoax nata de coco berbahan plastik yang disintesis dari hidrokarbon, terbantahkan secara ilmiah.
Sebagai penutup, seandainya ada orang aneh yang "kurang kerjaan" menekan potongan-potongan nata de coco dadu hingga hampir mengering kemudian memakannya, toh itupun tidak akan membahayakan kesehatannya.
Ketika berada di dalam lambung atau ususnya, potongan-potongan nata de coco itu akan menyerap cairan yang berada di dalam perut, teksturnya akan mengembang meskipun mungkin tidak sempurna seperti bentuknya yang semula. Selanjutnya, kombinasi kontraksi fisik lambung/usus dengan senyawa-senyawa asam dan enzim-enzim akan menghancurkan potongan-potongan nata de coco tersebut.
Kita tidak mempunyai senyawa kimia untuk menguraikan selulosa secara kimiawi. Namun, sekitar 20% selulosa yang kita konsumsi via sayur, buah atau nata de coco, akan diuraikan oleh bakteri-bakteri flora normal, yaitu mikroorganisme yang hidup secara alami di dalam sistem pencernaan kita. Sisanya akan terbuang dengan sisa-sisa makanan lain melalui anus.
Hal tersebutlah yang justru membuat serat pangan baik bagi kesehatan pencernaan kita. Tidak sama persis, namun bisa dianalogikan seperti sabut pencuci piring yang akan membersihkan ruang dalam atau dinding lambung dan usus kita.