Kemarin (PN Jaksel, 28 Januari 2019), majelis hakim yang diketuai oleh Ratmoho, memvonis Ahmad Dhani dengan hukuman penjara selama satu tahun enam bulan dikarenakan kasus penyebaran ujaran kebencian terkait SARA dan meminta jaksa untuk segera melakukan penahanan terhadapnya.Â
Kita kembali dipersaksikan mengenai sebuah peristiwa hukum yang janggal dan mengenaskan.
"Yang terjadi kepada Ahmad Dhani jelas kriminalisasi dan upaya membungkam kritik kepada pemerintah."---Fadli Zon.
Pengacaranya, Hendarsam Marantoko, menganggap bahwa keputusan itu tidak masuk logika hukum dan tidak logis. Tidak logis bagiku dan banyak teman-teman sesama netizen lainnya. Apalagi jika kasusnya itu dibandingkan dengan kasus-kasus lain seperti kasus yang pernah dihadapi oleh Ade Armando dan Viktor Laiskodat. Menimbulkan kesan adanya ketidakadilan dalam penegakan hukum di negara kita.
Ok, saya tidak bermaksud membahas perkara tersebut disini.
Ada sisi lain yang tidak kalah menariknya, yaitu mengenai Ahmad Al Ghazali, selebriti muda terkenal putra sulung Ahmad Dhani yang saat ini berusia 22 tahun, usia yang sudah cukup matang dan berada diantara generasi milenial, kategori generasi yang ditengarai akan memberikan pengaruh yang sangat signifikan dalam hasil Pilpres 2019 yang akan segera kita selenggarakan.
Apakah Al Ghazali aktif berpolitik seperti Ayahnya?Â
Hingga saat ini sepengetahuanku tidak, tetapi minat politiknya sepertinya bisa terbaca dari kedua peristiwa ini, saat menemani proses sidang perdana kasus Ayahnya sambil berpose salam dua jari (nomor urut Partai Gerindra, disusul dengan menjadi nomor urut pasangan Capres Cawapres Prabowo-Sandi) dan saat ia makan bersama dengan Prabowo Subianto.Â
Paska Ayahnya divonis, apakah ia akan "membalas dendam" dengan cara menjadi aktif dalam berpolitik khususnya untuk Pilpres 2019? Setidak-tidaknya turut serta secara aktif mengkampanyekan Prabowo-Sandi secara terang-terangan? Menarik sekali menunggu jawabannya.Â
Jika akhirnya benar terjadi, akan menjadi tambahan kekuatan politik yang signifikan bagi Paslon 02, setelah sebelumnya Sandiaga Salahuddin Uno telah berhasil menggaet Nissa Sabyan.
Ahmad Al Ghazali mewakili generasi milenial ala musisi tekno (DJ) dan Nissa Sabyan mewakili generasi milenial ala musisi klasik gambus. Klop!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H