Selama ini, benak kita yang cukup memberikan perhatian pada dunia kesehatan menganggap bahwa Suplemen Multivitamin (diantaranya Vitamin C, D dan suplemen Kalsium) dan Minyak Ikan Omega-3 sangat bermanfaat bagi kesehatan yang mengkonsumsinya. Dengan dasar pemikiran khalayak dunia yang seperti itu, wajar nilai bisnisnya mencapai 37 Milyar USD (Business Insider).
Namun, sejumlah penelitian terbaru menunjukkan bukti-bukti bahwa keduanya tidak begitu berguna bagi kesehatan.
Tidak seperti yang ditonjolkan atau dibesar-besarkan dalam berbagai iklan-iklan komersial. Dalam pengertian, bukan senyawa-senyawa kimia yang memiliki keistimewaan (Magical Supplement Pills) dalam menunjang kesehatan. Bagaimanapun, multivitamin dibutuhkan oleh pasien-pasien tertentu dengan penyakit yang spesifik. Di sisi lain, dengan kondisi pasien yang sama malah bisa membahayakan kesehatannya.
Hasil penelitian yang dilakukan para peneliti dari St. Michael's Hospital dan University of Toronto itu, diperoleh dari meta analisis hasil-hasil penelitian terkait yang dipublikasikan di jurnal-jurnal kesehatan dunia ternama antara Januari 2012 dan Oktober 2017. Penelitian ini dipublikasikan pada bulan Juni 2018 di Journal of the American College of Cardiology.Â
Demikian juga halnya dengan Minyak Ikan yang lebih dikenal dengan sebutan Omega-3.
Suatu penelitian yang menelaah 79 penelitian terkait, melibatkan 112 ribu orang, menunjukkan bahwa pengaruh Omega-3 bagi kesehatan jantung, sifatnya tidak signifikan, tidak seperti yang sering diiklankan di media-media komersial.
Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari University of East Anglia's Norwich Medical School yang dipimpin oleh Lee Hooper dan dipublikasikan di Cochrane Database of Systematic Reviews, July 18, 2018.
Sekitar satu dekade yang lalu, Minyak Ikan ini sempat menuai kontroversi, dimana minyak ini diiklankan berbagai media massa sebagai suplemen yang membantu memperbaiki prestasi dan tingkah laku anak-anak di sekokah, padahal tidak ada satupun hasil penelitian sahih yang menyebutkan demikian (Science Alert, 18 Juli 2018).
Seperti yang telah saya sampaikan, bukan berarti suplemen-suplemen tersebut samasekali tidak ada gunanya bagi kesehatan, karena merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diet kita sehari-sehari. Secara lebih sederhana, tidak ada perbedaan yang signifikan bagi kesehatan antara suplemen-suplemen komersial dengan diet nabati dan hewani yang kita konsumsi.
Setelah dipublikasikannya hasil penelitian terbaru ini, adakah reaksi dari produsen multivitamin dan produk-produk yang mengandung Omega-3? Bagaimana dengan reaksi masyarakat umum?
Menarik sekali untuk ditunggu.