Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Over Connected, Information Overload dan Hiperreality

21 Juni 2015   21:09 Diperbarui: 5 Juli 2015   23:08 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Opini Kompasianer Hilman Fajrian ini, "Kita dan Hiperrealitas", sangat menarik. Topik yang sifatnya aktual, topik yang sedikit banyaknya ada hubungannya dengan setiap orang yang saat ini sedang membaca artikel ini, topik yang kemudian mengingatkan saya pada istilah Over Connected dan Information Overload, dua hal yang bisa menjadi faktor penyebab seseorang terjebak dalam dunia Hiperreality, suatu kondisi dimana seseorang sulit atau tidak bisa membedakan antara kehidupan nyata dengan simulasi kehidupan nyata (selengkapnya silahkan dibaca di artikel Hilman Fajrian tersebut).

Over Connected

Over Connected (OC) didefenisikan sebagai hubungan yang berlebihan atau terlalu banyak memiliki koneksi. Di dalam artikel ini, OC dibahas dari sisi Informasi Teknologi (IT) dan sosial. Yang menjadi pertanyaan penting, apa yang menjadi parameter suatu "hubungan" bisa dikatakan berlebihan atau terlalu banyak memiliki koneksi?

Teman-teman pembaca yang aktif di medsos (internet), tentunya menyadari bahwa hubungan sosial secara jumlah meningkat secara drastis. Jumlah kenalan semakin banyak, teman-teman lama dan sanak keluarga jadi relatif mudah ditemukan dan mudah dihubungi. Dan semua hubungan itu terhubungkan oleh aplikasi medsos dalam peralatan IT (Smartphone, dsj).

Seseorang bisa dikatakan telah OC jika yang bersangkutan tidak bisa atau sulit mengendalikan aktivitas medsosnya, misalnya jika sedang ngumpul bareng teman-teman atau keluarga, kepalanya lebih sering menunduk ke arah smartphonenya dibandingkan dengan berinteraksi, berbicara dengan atau mendengarkan orang-orang disekelilingnya. Yang jauh jadi dekat, yang dekat jadi jauh. Cara mudah untuk mengetahui seseorang telah terindikasi OC adalah jika yang bersangkutan terputus dari medsos dalam sehari, maka ia menjadi gelisah, denga kata lain pikirannya tidak bisa atau sangat sulit lepas dari medsos.

Information Overload

Information Overload (IO) didefenisikan jika informasi yang diterima seseorang telah melebihi kesanggupannya dalam mengolahnya, yang mengakibatkannya menjadi lebih lambat atau mengalami kesulitan dalam mengambil suatu keputusan untuk suatu persoalan, yang biasanya berujung pada pengambilan keputusan yang salah.

Akhir-akhir ini manusia modern memang diserbu oleh beraneka ragam informasi. Mulai dari media televisi, radio, koran, majalah hingga internet. Sikon yang membuat manusia sekarang rentan mengalami IO.

Over Connected + Information Overload

Kombinasi Over Conneted dan Information Overload menjadi faktor signifikan yang membuat seorang pengguna internet terjebak dalam dunia Hiperreality. Mempengaruhi kehidupan nyatanya secara negatif, mengganggu produktivitasnya dan lebih jauh lagi bisa mengganggu psikologisnya.

Solusi

Ahhh yaaa… lagi-lagi pepatah klasik ini membenarkan dirinya, “Segala sesuatu yang berlebih lebihan sifatnya tidak baik”. Intinya adalah pengendalian diri…

^_^

Referensi

BBC, Are you ‘over-connected’?

Infogineering, Understanding Information Overload 

Forbes, 10 Steps To Conquering Information Overload

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun