Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Seleksi Alam Sering Disalahpahami?

13 Juni 2015   12:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:04 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seleksi Alam adalah mesin utama penggerak Biologi Evolusi yang “bekerja sama” dengan mekanisme lain seperti Mutasi Genetis, Migrasi (Gene Flow) dan Genetic Drift. Variasi Cirikhas Biologis, Perbedaan Kemampuan Bereproduksi (Differential Reproduction) dan Pewarisan Cirikhas Biologis (Heredity) adalah komponen-komponen “mesin” Seleksi Alam.

Variasi Cirikhas Biologis (Variation In Traits/VIT), misalnya perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, cara memperoleh energi dan sebagainya.

Adanya Perbedaan Kemampuan Bereproduksi (Differential Reproduction/DP). Lingkungan memiliki kemampuan yang terbatas dalam hal menampung pertumbuhan populasi, yang mengakibatkan tidak semua individu bisa bereproduksi.

Pewarisan Cirikhas Biologis (Heredity/H). Berkembang biak dan mewariskan cirikhas biologisnya pada keturunannya.
Berikut ini sebagai contoh sederhana untuk menjelaskan bagaimana ketiga komponen ini bekerja.

Di dalam suatu lingkungan rerumputan terdapat dua jenis kumbang, yaitu kumbang berwarna hijau dan kumbang berwarna coklat (VIT). Burung pemakan kumbang cenderung memakan kumbang cokelat daripada kumbang hijau karena kumbang cokat lebih mudah terlihat di lingkungan yang didominasi oleh warna hijau. Hal ini mengakibatkan peluang bereproduksi kumbang hijau menjadi lebih besar (DP) dan mewariskan cirikhas biologisnya pada keturunannya (H).

Scara prinsip, cara kerja Seleksi Alam memang sesederhana itu, konsekuensi logis dari adanya ketiga komponen tersebut. Lantas mengapa sering disalahpahami?

Seleksi Alam disamakan dengan Hukum Rimba, yang paling kuat yang menang, yang lemah tersingkirkan atau punah. Sekilas memang terkesan mirip, namun Seleksi Alam tidaksesederhana itu, karena makna kuat itu relatif dan Seleksi Alam juga sangat dipengaruhi oleh mekanisme evolusi yang lain, yang berada diluar jangkauan kendali mahluk hidup yaitu mutasi genetis, migrasi (gene flow) dan genetic drift (faktor "nasib"), yang menyebabkan lebih kuat belum tentu yang lebih bisa bertahan hidup.

Seleksi Alam adalah hukum alam, bukan "pembimbing" mahluk hidup menuju suatu tujuan karena ianya tidak berpikir. Itulah sebabnya kata-kata "butuh", "mencoba" dan "ingin" tidak tepat digunakan dalam menjelaskan biologi evolusi. Populasi atau individu tidak menginginkan atau mencoba untuk berevolusi, dan Seleksi Alam tidak bisa menyediakan kebutuhan organisme. Seleksi Alam adalah hukum alam sama halnya seperti gravitasi yang mengakibatkan air mengalir ke tempat yang lebih rendah.

Catatan

Artikel ini adalah artikel pelengkap artikel-artikel Biologi Evolusiku, yang telah saya kumpulkan dalam bentuk ebook (PDF). Filenya bisa diunduh di sini, "Biologi Evolusi Hingga Kini".

Artikel Terkait

  1. Mengapa Biologi Evolusi Menimbulkan Polemik?
  2. Manfaat Ilmu Biologi Evolusi Dalam Kehidupan Manusia
  3. Contoh Kerugian Mengabaikan Biologi Evolusi
  4. Biologi Evolusi Makro dan Mikro
  5. Kreasionis vs Bioevolusionis: Struktur Homolog Mahluk Hidup
  6. Biologi Evolusi: Pengantar
  7. Biologi Evolusi #1: Semuanya Berawal dari Biodiversitas
  8. Biologi Evolusi #2: Lahirnya Pemikiran Biologi Evolusi
  9. Biologi Evolusi #3: Fakta-Fakta Biologis yang Melatarbelakangi Lahirnya Biologi Evolusi
  10. Mengapa Seleksi Alam Sering Disalahpahami?
  11. Tulisan “Terakhir”: Biologi Evolusi, Fakta atau Fantasi Ilmiah?

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun