Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Inilah Pemicu dan "Motif" Munculnya Isu Pencopotan Jokowi

26 Mei 2013   03:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:01 1894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pertama sekali membaca berita mengenai adanya isu pencopotan Jokowi, saya langsung nyengir dan ngomen dalam hati, "Berita tak penting!"... Gak perlulah tokoh-tokoh nasional untuk mengatakan hal tersebut adalah hal yang mustahil, kita-kita aja dah cukup ^_^

Sepanjang yang saya ketahui tak ada hal-hal prinsipil yang dilanggar oleh Jokowi (dan Ahok), sehingga mereka pantas diturunkan. Sebaliknya, malah banyak hal-hal baru yang sangat menarik yang telah, sedang dan yang akan mereka lakukan.

Pada awalnya saya benar-benar gak tertarik mengikuti isu ini, namun muncul perasaan adanya manfaat mengetahui darimana isu ini muncul, dan inilah pemicu dan kronologi singkat munculnya isu pencopotan Jokowi.

"Kita sudah menggulirkan hak interplasi. Lebih dari 30 anggota DPRD yang tanda tangan. Kalau ini terus bergulir, ini bisa menjadi peristiwa politik pertama di DKI, gubernur diturunkan."

[Ashraf Ali, anggota Komisi E DPRD DKI, Kamis (23/5/2013), Kompas]


Pernyataan yang murahan!

Sah-sah saja DPRD mengajukan interpelasi (hak bertanya) kepada Jokowi, dan cukup penting bagi beliau karena sebagai feedback untuk mengetahui respon kebijaksanaan-kebijaksanaannya dari DPRD, lembaga yang sangat erat kaitannya dengan segala pekerjaannya sebagai gubernur.

Namun, Ashraf mengarahkan pernyataannya mengenai hal yang biasa tersebut (interpelasi) kepada sesuatu yang akan menghebohkan masyarakat melalui "gubernur diturunkan" yang dijembatani oleh kata "kalau" dan "ini bisa". Padahal dasar pengajuan interpelasi tersebut sangat kecil kemungkinannya, kalau tidak dikatakan mustahil, bisa menurunkan Jokowi.

Hohohoho... media pun menyambut dengan hangat pake sangat, karena ini akan menjadi trending topic yang menguntungkan kalangan jurnalis ^_^

Dan bola salju yang sangat kecil itu pun bergulir hingga menjadi besar, melibatkan tokoh-tokoh nasional dan tokoh-tokoh Republik Kompasiana ^_^

Dalam hal ini, disinilah cerdiknya media pemberitaan, dan inilah yang saya sayangkan dari mereka, seperti Kompas, yang "mempolitisir" isu  murahan ini menjadi sesuatu yang terkesan besar, melalui penggunaan kata "ancam" dalam artikel Kompas.com, "Kumpulkan Tanda Tangan, DPRD Ancam Copot Jokowi", sementara tak ada tendensi ancaman dalam isu ini.

Sebelumnya saya minta maaf kepada Kompas.com, karena saya dah mencari pembanding dari mainstream media yang lain seperti Tempo dan Republika, namun saya tidak menemukan kata "ancam" dalam topik ini.

Well Dear Readers...

Begitulah memang keadaan dunia politik dan dunia media saat ini.... yang tak penting bisa menjadi penting dan juga sebaliknya. Sebenarnya termasuk hal yang sia-sia membahas isu ini, namun bagaimanapun saya memperoleh tambahan wawasan dari kesia-siaan ini ^_^

Salam Hangat Sahabat Kompasianers...

Jokowi-Ahok dan Aku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun