[caption id="attachment_253319" align="aligncenter" width="512" caption="Algal Blooming di pantai Qingdao, RRC - nytimes.com"][/caption]
Beberapa hari yang lalu (4 Juli 2013), pantai kota Qingdao, Republik Rakyat Cina (RRC), "diserang" secara masif oleh populasi alga hijau. Secara biologis, fenomena ini disebut dengan Algal Blooming atau Green Tides (penamaannya berdasarkan pigmen/warna yang dihasilkan oleh Algal Blooming dan bergantung kepada jenis alga).
Alga ini menutupi permukaan pantai seluas 19.000 km persegi, dengan berat total sekitar 19.800 ton. Alga ini lebih dikenal dengan sebutan "Selada Laut" (Sea Lettuce) karena strukturnya yang lembut dan berwarna hijau.
Nama ilmiah baru alga hijau penyebab fenomena ini adalah Ulva prolifera. Sebelumnya alga ini merupakan kelompok tersendiri dengan nama Enteromorpha prolifera, kemudian berdasarkan hasil penelitian klasifikasi penamaan biologis terbaru, alga ini menjadi bagian dari Genus Ulva (penjelasan lebih detail mengenai alga hijau ini dapat dibaca di sini, bioref.lastdragon.org).
Dampak Negatif Green Tides Terhadap Ekonomi
Fenomena Green Tides ini telah terdeteksi di Qingdao pada tahun 2007 dengan area yang relatif kecil, kemudian terjadi lagi pada tahun 2008, pada saat berlangsungnya Olimpiade Beijing yang lokasinya berdekatan dengan Qingdao.
Pada saat itu pemerintah RRC mengerahkan sejumlah helikopter, kapal dan 20,000 sukarelawan untuk membersihkan pantai dari alga demi kelancaran kegiatan tersebut. Proyek pembersihan ini menghabiskan dana sebesar 30 juta dollar US.
[caption id="attachment_253321" align="aligncenter" width="486" caption="Proses Pembersihan Algal Blooming di Qingdao tahun 2008 - nwtimes.com"]
Sedangkan para nelayan, khususnya pembudidaya Abalone (sejenis keong laut), kerang dan timun laut (teripang) di sekitar pantai Qingdao, mengalami kerugian sebesar 100 juta dollar US, dan jumlah kerugian yang dialami jauh lebih besar akibat fenomena ini pada tahun 2009. Data ini diperoleh dari hasil penelitian sekelompok ilmuwan Chinese Academy of Fishery Sciences pada tahun 2011.
Selain itu, peristiwa ini juga mengurangi pemasukan ekonomis dari segi pariwisata pantai, meskipun di awal terjadinya fenomena ini relatif banyak juga turis yang berdatangan untuk melihat dan "menikmati" alga hijau ini, namun ketika meredanya ledakan populasi alga, pantai tersebut tidak dapat lagi dinikmati karena alga telah mengalami proses pembusukan yang menghasilkan bau busuk dan bisa membahayakan kesehatan.