Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pasutri Sehidup Semati

10 Januari 2014   06:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:58 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pernah mendapat kabar bahwa seorang kerabat yang telah berusia lanjut meninggal dunia beberapa hari setelah suaminya dikuburkan. Pernah juga mendengar beberapa kabar yang sejenis, terlepas dari siapa yang duluan, dimana jarak ajalnya tiba sangat berdekatan atau bahkan pada waktu yang bersamaan.

Mengapa bisa demikian?

Dalam salah satu contoh pasangan suami istri (pasutri) "sehidup semati" yang saya dengar sendiri, pasangan tersebut telah hidup bersama selama tiga atau empat dekade. Waktu yang sangat lama, jauh lebih lama jika dibandingkan dengan ketika ia hidup bersama keluarga kandungnya.

Tentunya hal ini adalah hal yang sangat istimewa, pasangan itu bisa hidup bersama selama itu. Saya pikir mereka bisa bertahan disebabkan oleh sesuatu, sesuatu yang lebih dari sekedar komitmen untuk menjaga keutuhan rumah tangganya.

Yap, apalagi kalau bukan cinta.

Bukan cinta-cinta semu yang biasanya dialami para remaja, cinta yang sebenarnya, meskipun kadang percintaan mereka tidak terlihat romantis, atau mungkin saja pasangan itu tidak menyadari bahwa ada cinta sejati yang menyatukan mereka.

Rasa cinta yang tak kasat mata itu telah menimbulkan rasa saling membutuhkan, lebih jauh lagi telah menjadi bagian dari hidupnya sendiri. Mereka tidak begitu perduli lagi dengan perubahan bentuk fisik pasangannya, karena yang mereka cintai adalah jiwa pasangannya.

Cinta sejati yang terbentuk melalui proses yang sangat panjang, melalui berbagai peristiwa-peristiwa yang sangat menyenangkan hingga yang sangat menyakitkan.

Rasa saling membutuhkan itu telah menjadi ketergantungan.

Dan ketika pasangannya telah mendahuluinya, maka hidupnya pun terasa hampa di usia yang telah begitu lanjut, hidupnya tidak utuh lagi karena separuh jiwanya telah pergi, semangat hidupnya menurun drastis yang sangat mempengaruhi kesehatannya. Entah disadarinya atau tidak, keinginannya begitu besar untuk segera menyusul pasangan yang telah mendahuluinya itu.

Untuk pasangan-pasangan tertentu, sepertinya Ia pun mewujudkan keinginan itu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun