Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Quorum Sensing, Social Networking ala Bakteri

9 Juni 2013   20:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:17 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_247861" align="aligncenter" width="450" caption="Bakteri Laut Luminescence - CFHU.org"][/caption] Kalangan umum biasanya menganggap bahwa bakteri tidak memiliki kemampuan berkomunikasi, berbicara, melihat dan mendengar karena bakteri adalah organisme uniceluler (bersel tunggal) dan tidak memiliki sistem-sistem kompleks seperti sistem syaraf. Bahkan kebanyakan ahli mikrobiologi memiliki anggapan yang sama, hingga pada tahun 1994, istilah Quorum Sensing diperkenalkan oleh Dr. Steven Winans [NCBI]. Quorum berasal dari  bahasa latin yang berarti jumlah anggota tertentu yang harus dipenuhi untuk suatu kesepakatan. Dr. Steven Winans beserta rekannya menjelaskan mekanisme pembentukan cahaya yang dihasilkan oleh bakteri laut luminescene, Vibrio fischeri. Bakteri tersebut tidak bisa menghasilkan cahaya sendirian (cahaya yang diperlukan untuk beradaptasi dengan lingkungannya), oleh karena itu mereka berkomunikasi satu sama lain dengan cara mengeluarkan zat kimia, dan ketika jumlah zat kimia tersebut mencukupi, gen bioluminescence yang mereka miliki teraktivasi. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan penelitian mikrobiologis, istilah Quorum Sensing meluas untuk menjelaskan mekanisme pembentukan senyawa-senyawa kimia tertentu seperti toksin, enzyme-ezyme ekstraseluler dan senyawa-senyawa kimia yang bersifat adesif.

"Pengetahuan mengenai Quorum Sensing ini telah memicu lahirnya bidang ilmu mikrobiologi baru yaitu Sociomicrobiology, ilmu yang mempelajari seluk beluk komunikasi mikroorganisme."

Biofilm adalah salah satu hasil Quorum Sensing yang paling menarik perhatian kalangan saintis, karena zat ini dihasilkan oleh beberapa spesies yang berbeda dan memiliki peran yang berbeda-beda pula.

"Mereka saling bekerja sama untuk bertahan hidup, misalnya sebagian berperan mencari makanan, yang lain sebagai penyedia oksigen dan sebagian yang lain berperan sebagai protector dari ancaman-ancaman yang berasal dari lingkungan."

Biofilm biasanya ditemui dalam plak/karang gigi yang bertanggung jawab dalam kerusakan gigi, lapisan licin di bebatuan sungai, dan lapisan-lapisan dalam yang terdapat dalam peralatan-peralatan medis seperti kateter. Pengetahuan aktivitas social networking ala bakteri ini sangat penting untuk mengendalikan mikroorganisme dalam bidang medis, industri makanan, industri pengolahan limbah dan sebagainya. Referensi Institute of Food Technology, Quorum Sensing in Biofilms: Why Bacteria Behave the Way They Do. Science Daily , How Bacteria Communicate Using Quorum Sensing: Could Bacteria Be Manipulated to Control Infections? Microbiology, Principles and Explorations. Jacqueline G Black, ----- Penulis adalah Supervisor Microbiology Laboratory/Laboratory Testing di Hamsa Multisains Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan penyuplai produk-produk yang berhubungan dengan Analisis dan Pengolahan Limbah Industri dan Domestik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun