Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyebab dan Tips Mencegah Pikun (Dementia)

28 Agustus 2012   01:49 Diperbarui: 4 April 2017   16:58 20265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_195190" align="aligncenter" width="527" caption="1. Struktur Otak (Daily Mail)"][/caption]

"Jumlah cara informasi mengalir diantara sel-sel neuron di dalam otak sangat besar sekali, lebih besar dari jumlah bintang di seluruh alam semesta." [Mind].

"Jumlah sel-sel neuron di otak kurang lebih sama dengan jumlah bintang di galaksi bimasakti." [Brain Health and Puzzles]

***

Pikun merupakan suatu kondisi yang cukup memprihatinkan, yang biasanya terjadi pada orang tua lansia. Sungguh tidak mengenakkan bagi yang mengalaminya dan walaupun mungkin tidak menjadi masalah bagi keluarga yang merawatnya, tentunya kita tidak menginginkan hal tersebut terjadi pada diri kita, tidak mau merepotkan keluarga kita nantinya.

Berdasarkan latar belakang ilmu biologi yang saya miliki, disini saya mencoba sharing, memaparkan sebenarnya apa yang dimaksud dengan pikun, penyebab dan tips mencegahnya ^_^

***

Penyebab Pikun

Dementia adalah istilah medis untuk pikun. Pikun bukanlah proses normal dari penuaan, dapat dialami siapa saja dan dari berbagai usia, namun orang tua lansia memang lebih rentan mengalaminya. Tahun 2005, terdapat 24,3 juta orang yang mengalami pikun di seluruh dunia, tahun 2010 jumlahnya meningkat menjadi 35,6 juta (Britannica).

Pikun bukanlah penyakit spesifik, istilah ini merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gejala (symptoms) yang terdiri dari:

  1. Daya ingat dan kemampuan komunikasi atau bahasa yang menurun drastis.
  2. Gangguan dalam menilai dan berargumen.
  3. Disorientasi dan perubahan tingkah laku.
  4. Gangguan dalam persepsi visual.
  5. Mengalami kesulitan untuk fokus dan memberikan perhatian.

Pikun disebabkan oleh adanya kerusakan pada sel-sel otak yang membuat kemampuan komunikasi antar sel-sel tersebut terganggu. Otak terdiri dari bagian-bagian (regions) yang memiliki fungsi khusus (gambar 1), misalnya bagian kiri hemisphere otak bertanggung jawab dalam kemampuan menganalisis, logika dan bahasa.

Efek pikun terjadi bergantung kepada letak dimana sel-sel otak yang rusak tersebut berada (Gambar 2 dan 3).

Kerusakan sel-sel otak tersebut diakibatkan oleh berbagai faktor yaitu faktor genetis, kecelakaan fisik pada otak (injury), trauma, geger otak, gaya hidup tidak sehat seperti perokok berat dan alkoholik, penyalahgunaan narkoba, stress dan depresi akut, efek dari penyakit hipertensi, diabetes, atherosclerosis (pembentukan plaque/deposit substansi asam lemak, kolesterol dan zal-zat kimia lainnya di bagian dalam pembuluh darah/arteri) dan sakit kepala yang tidak biasa, mengenai sakit kepala dapat dibaca di link ini, "Mengenal Jenis dan Pemicu Sakit Kepala"

Berdasarkan jenis-jenis kerusakan sel-sel otak dari hasil analisis biomedis dan biokimia jenis-jenis pikun diantaranya adalah Alzheimer, Vascular Dementia, Dementia with Lewy Bodies (DLB), Mixed Dementia, Parkinson dan Huntington. Alzheimer adalah jenis pikun yangpaling umum ditemui (60-80%).

Perbedaan jenis-jenis pikun tersebut sangat spesifik yang hanya bisa diketahui dan dipahami oleh ahli medis.

[caption id="attachment_195191" align="aligncenter" width="355" caption="2. Perbedaan Otak Normal Dengan Azheimer (Health Care)"]

13459814461538488029
13459814461538488029
[/caption] [caption id="attachment_195192" align="aligncenter" width="361" caption="3. Kerusakan Jaringan Otak (Health Care)"]
13459816221301376827
13459816221301376827
[/caption] Tips Mencegah Pikun Berikut beberapa tips yang dapat mencegah atau menurunkan resiko terjadinya pikun berdasarkan hasil dari berbagai penelitian medis:
  1. Menjaga kepala dari benturan keras atau luka berat. Makanya selalu gunakan helm saat mengenderai sepeda motor, kegiatan konstruksi lapangan dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat membahayakan kepala ^_^
  2. Membaca dan menulis. Kegiatan ini dapat melatih dan menstimulasi sel-sel saraf otak. Itulah sebabnya saya suka sekali nongkrongin Kompasiana, membaca tulisan-tulisan yang membuat kita berpikir dan membuat tulisan yang membuat orang berpikir ^,^
  3. Bermain catur dan permainan sejenis. Kemarin saya ngobrol-ngobrol dengan seorang kakek yang telah saya kenal semenjak saya SD. Usianya saat ini 84 tahun, sama sekali tidak menunjukkan gejala-gejala pikun. Bermain catur adalah kegiatan yang selalu dilakukannya hampir tiap hari di kedai rumah makan orangtua saya.
  4. Melakukan permainan memori. Kegiatan ini dapat meningkatkan dan menajamkan kemampuan otak, seperti teka-teki silang, teka-teki matematika dan logika dan menikmati permainan optical illusions misalnya pada gambar 4. Situs www.michaelbach.de/ot/ merupakan salah satu situs yang sangat menarik mengenai optical illution. atau bisa juga pembaca melihat tips pribadi saya dalam melatih dan meningkatkan daya ingat di link ini, "Cara Mudah Meningkatkan Daya Ingat".
  5. Gaya hidup sehat. Berolahraga secara teratur, menghindari kebiasan-kebiasaan buruk seperti merokok dan menkonsumsi alkohol. Mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, makanan yang sangat baik untuk kesehatan otak diantaranya adalah coklat hitam, buah alpukat, blueberry, ikan salmon dn telur. Sebaiknya gaya hidup sehat disesuaikan dengan jam biologis. Mengenai jam biologis dan gaya hidup sehat bisa dibaca di link ini, "Harmonisasi Gaya Hidup Sehat dengan Jam Biologis". Gaya hidup sehat juga mencakup kegiatan-kegiatan rekreasi dan hobi misalnya fotografi, melukis dan mengutak-atik sepeda motor atau komputer.
  6. Aktivitas Sosial. Menjalin tali kekeluargaan, persahabatan, menghadiri undangan pesta dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya dapat menjaga dan meningkatkan kemampuan otak, khususnya bagian otak yang mengatur fungsi komunikasi.
  7. Aktivitas Spritual. Aktivitas ibadah memiliki peran yang cukup signifikan dalam menjaga dan meningkatkan fungsi otak. Tidak mengherankan orang-orang shaleh, alim-ulama atau pemuka-pemuka agama jarang sekali mengalami kepikunan. Beberapa waktu yang lalu Kompas Ramadhan memberitakan bahwa puasa dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja sel-sel otak.

[caption id="attachment_195538" align="aligncenter" width="300" caption="4. RotatingSnake-Akiyoshi Ki­taoka (Michaelbach)"]

13461210471177129559
13461210471177129559
[/caption] Well... Dear Readers, Mudah-mudahan fungsi otak kita dapat berfungsi dengan baik hingga akhir hayat. Semoga bermanfaat. Salam Hangat Sahabat Kompasianers ^_^ ------------------------------------ Referensi: Alz Medicinet Health Care Mayoclinic Mind Daily Mail Britannica Symptomfind Kompas Ramadhan ------------------------------------ Artikel Kesehatan Penulis:
  1. Manfaat Teknik Pernafasan Perut Untuk Kesehatan
  2. Harmonisasi Gaya Hidup Sehat dengan Jam Biologis
  3. Pentingnya Mengenal Jenis dan Pemicu Sakit Kepala
  4. Mabuk Perjalanan: Penyebab, Tips Mencegah dan Mengatasinya
  5. Cegukan Normal dan Penyebab dan Tips Mengatasinya
  6. Nata De Coco Berbahaya atau Aman Dikonsumsi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun