Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Kloning Manusia dan Manusia Transgenik Dari Perspektif Moral

11 Juli 2012   10:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:04 2733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1342017839273706338

Manusia Transgenik

  1. Menciptakan manusia yang kebal terhadap berbagai macam penyakit.
  2. Meningkatkan kemampuan fisik dan kognitif.
  3. Menciptakan keturunan dengan karakter fisik yang diinginkan

Selain manfaat dari bidang medis, apabila hal ini dilegalkan adalah peningkatan perekenomian yang sangat signifikan khususnya bidang bisnis farmasi, mengingat sangat besarnya profit yang bisa diperoleh.

Berdasarkan uraian di atas kita dapat mengetahui begitu banyaknya manfaatnya bagi kesejahteraan manusia.

Lantas dimana kerugiannya?

Isu ini telah banyak divisualisasikan melalui film, dan sepengetahuan penulis tidak ada film yang memperlihatkan keuntungan dari isu ini. Mungkin ada puluhan film yang telah saya lihat yang berhubungan dengan topik ini, semuanya menonjolkan dampak negatifnya.

Diantara film tersebut yang cukup populer adalah The Island yang menceritakan manusia kloningan, "dibudidayakan" di pulau terpencil yang dikontrol ketat, dan Splice yang menceritakan mahluk transgenik, campuran gen dari berbagai jenis hewan termasuk manusia, dengan hasil akhir terciptanya mahluk yang tidak dapat dikontrol dan berbahaya.

Secara keilmuan, tidak banyak argumen-argumen yang menjelaskan dampak negatif dari rekayasa manusia. Menurut saya salah satu kemungkinan kerugian rekayasa genetis pada manusia adalah munculnya varian-varian genetis yang malah membahayakan populasi manusia. Hal ini saya analogikan seperti introduksi spesies baru ke dalam suatu populasi, dimana spesies baru tersebut dapat menggeser dominasi native species di dalam ekosistem tersebut.

Penolakan terbesar datangnya dari kalangan humanis dan agamawan, munculnya perasaan empati, yang berpendapat bahwa manusia tidak pantas dijadikan sebagai objek penelitian, karena mereka memiliki hak azazi manusia yang harus dihormati.

Saya sendiri memiliki dugaan, asumsi yang "sangat mengerikan" bahwa seandainya ini dibiarkan atau tidak ditanggapi secara serius, besar kemungkian akan ada fasilitas budidaya manusia yang dikhususkan untuk kepentingan penelitian medis dan militer. Suatu bentuk alternatif dari metode yang pernah diterapkan Hitler, dimana peneliti-peneliti yang berada di bawah kekuasaannya menjadikan tawanan sebagai objek eksperimen untuk mempelajari karakter biologis dan psikologis manusia.

Bagi kalangan agamawan, hal-hal di atas menjadi tantangan yang cukup berat terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan agama.

Misalnya untuk ulama-ulama dari kalangan agama Islam, menyikapi adanya transplantasi organ atau transfer gen yang berasal dari hewan yang diharamkan seperti babi dan anjing, status kekeluargaan dari manusia kloningan, menyikapi pertanyaan pada usia berapakah janin dianggap sebagai manusia, apakah dari mulai terbentuknya janin atau setelah ditiupkan ruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun