Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Potensi Bahaya "Bird Strikes" di Bandara Internasional Kuala Namu Sumatera Utara

10 Mei 2012   05:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:29 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lokasi Bandara Internasional Kuala Namu di Deli Serdang Sumatera Utara, yang terletak persis di tepi laut ternyata memiliki potensi yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan. Lokasi sekitar pembangunan tersebut merupakan daerah singgah burung-burung migran dan komunitas burung-burung air. Landasan pacu yang menghadap ke arah laut memungkinkan terjadinya tabrakan antara pesawat terbang dengan burung-burung tersebut.

Hal ini bukanlah paranoia semata, peristiwa kecelakaan pesawat terbang karena burung (Bird Strikes) sudah sering terjadi, pesawat U.S. Airways Hudson River (U.S. News) adalah salah satu contoh dari sekian banyak kecelakaan pesawat akibat Bird Strikes.

Potensi yang membahayakan ini terungkap saat "Seminar Burung dan Manusia Bersama Melalui Waktu" yang diselenggarakan oleh Biologi Pecinta Alam & Studi Lingkungan Hidup   (Biopalas), Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara (USU), Rabu, 9 Mei 2012 di Aula Unit I FMIPA USU (Inside Sumatera).

Dalam seminar tersebut, Ferry (staf Wetlands International Indonesia) menyebutkan bahwa satu burung saja terhisap ke badan mesin akan merusak kerja mesin pesawat.

Biopalas dan Sumatra Rainforest Institute (SRI), pernah melakukan penelitian/survey komunitas burung di Pantai Baru, Kecamatan Pantai Labu yang berada di dekat lokasi bandara tersebut, pada Bulan Januari 2012. Dari Penelitian tersebut mereka mencatat ada sebanyak 1996 individu burung air yang berlalu lalang di sekitar bandara.

Hasri Abdillah dan Chairuna Adha Putra, staf ahli burung (ornitologist) Sumatera Rainforest Institute mengatakan, "Kami sudah pernah mengirim surat kepada lembaga terkait bahwa ada burung-burung air dan burung-burung migran yang perlu diperhatikan di sekitar bandara. Namun kami tidak mendapat respon sampai sekarang".

Melihat potensi yang membahayakan keselamatan pesawat tersebut, sudah seharusnya pihak pemerintah, developer dan pihak-pihak terkait memperhatikan potensi ini dengan serius karena menyangkut nyawa ratusan atau bahkan ribuan manusia.

Pembangunan Mega Proyek Bandara Internasional Kuala Namu di Deli Serdang, Sumatera Utara berkapasitas 8 juta penumpang per tahun, telah dimulai pada tahun 2006 dan ditargetkan akan selesai pada akhir 2012 dan dapat beroperasi di awal 2013. Bandara ini merupakan bandara yang akan menggantikan Bandara Polonia yang terletak persis di tengah Kota Medan (Kompas).

*****

****

***

**

*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun