Namun seiring waktu saya akhirnya cenderung menyukai beliau apalagi pengendalian emosinya sudah lebih baik.
Saya jadi ingat kelakar beliau dalam acara Kompasianival tahun lalu, beliau mengatakan bahwa dirinya saat ini lebih lembut semenjak berdekatan dengan Jokowi, dan sebaliknya Jokowi menjadi lebih agak emosional semenjak berdekatan dengan Ahok... ^^
Terkait beliau, saya menyukai artikel ini, "Polosnya Ahok di Balik Karakter Tegas, Keras, dan Emosionalnya"
Jika takdir menentukan beliau menjadi Gubernur Jakarta menyusul terpilihnya Jokowi jadi presiden kita berikutnya, saya sama sekali tidak khawatir. Argumennya saya sampaikan di artikel "Ahok Jadi Gubernur, Kok Takut?", selaras dengan ini saya sangat menyarankan beliau jangan mau menjadi cawapres Jokowi dengan alasan-alasan di dalam artikel "Mustahil Ahok Jadi Cawapres Mendampingi Jokowi Nyapres".
Jokowi-Ahok dan Aku
Terakhir untuk artikel yang ke seratus ini, artikel yang saya sukai terkait keduanya yaitu "Jokowi dan Ahok, Contoh Nyata Perbedaan Antara Pemimpin dengan Manajer".
Terlepas dari pro kontra, saya pribadi merasa Indonesia beruntung memiliki dua putra bangsa ini, dua sosok fenomenal yang telah berhasil menorehkan namanya dalam sejarah kemajuan dan perkembangan bangsa kita yang besar, bangsa Indonesia.
[-Rahmad Agus Koto-]
Artikel Terkait
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H