Efek terjadi pada pria dan wanita dari segala usia, terlepas dari mana di dunia mereka hidup.
Hal ini juga mengingatkan saya pada artikel saya, "Mirror Neuron System, Membentuk Peradaban Manusia?". Artikel tersebut mengulas tentang perilaku meniru mammalia, yang berhubungan dengan bagaimana mekanisme berpikir, proses belajar, komunikasi, memahami tindak-tanduk/gerak-gerik orang lain, interaksi dan konflik sosial.
Dan sesuai dengan wejangan Lao Tsu,
"Perhatikan pikiranmu karena pikiran akan jadi perkataan. Perhatikan perkataanmu, karena perkataan akan menjadi tindakan. Perhatikan tindakanmu karena tindakan akan jadi karakter. Perhatikan karaktermu, karena karakter akan menentukan takdirmu (siapa dirimu)."
Bahanya GTA dan game-game kekerasan lainnya begitu nyata, yang sangat berpotensi mengganggu kenormalan tumbuh kembang kejiwaan anak-anak yang memainkannya. Dalam perspektif jangka panjang bisa membahayakan kemanusiaan.
Mustahil rasanya GTA dan game-game kekerasan ini dibendung apalagi versi online.
Satu-satunya solusi yang terbaik adalah benar-benar memperhatikan pendidikan moral, agama, dan pengawasan orangtua di rumah terhadap anak-anak. Jangan mengandalkan sekolah atau institusi pendidikan dan pemerintah karena bagaimanapun sifatnya hanya mendukung.
[-Rahmad Agus Koto-]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H