[caption id="attachment_376462" align="aligncenter" width="624" caption="Anies Baswedan (KOMPAS.com)"][/caption]
Mengesankan, saya benar-benar terkesan dengan konsep dasar pendidikan yang menjadi "pegangan" Anies Baswedan, dalam melaksanakan tugasnya sebagai Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Paling terpenting menjadikan siswa pembelajar sepanjang hayat karena diberikan saat ini belum tentu dengan apa yang dihadapinya pada masa depan."
[-Anies Baswedan-]
Selanjutnya beliau memaparkan konsep dasarnya itu dengan mengurainya menjadi tiga komponen.
- Integritas. "Zaman sekarang investor bisa diamankan kalau ada koneksi. Namun di masa depan mungkin ini tidak bisa dilakukan lagi. Maka siswa harus dididik agar mempunyai integritas."
- Jiwa Kewirausahawanan. "Orang yang mempunyai jiwa usaha adalah orang yang selalu optimistis."
- Komunikasi. "Penguasaan bahasa menjadi sangat penting. Menguasai bahasa Indonesia dengan baik diperlukan guna membangun komunikasi dalam negeri." Selain itu, membekali siswa dengan bahasa internasional juga wajib dilakukan. Ini agar Indonesia bisa mempengaruhi dunia, bukan menerima apa-apa dari dunia.
Integritas
Karakter ini sifatnya universal. Integritas yang didefenisikan sebagai karakter kejujuran dan memiliki prinsip-prinsip moral yang kuat (ahlak). Karakter yang berseberangan dengan karakter yang terkontaminasi korupsi kolusi nepotisme (KKN). Karakter yang menjadi penekanan khusus dalam setiap ajaran-ajaran agama.
Sekiranya tokoh-tokoh publik, tokoh-tokoh yang diberikan amanah untuk memimpin negara ini didominasi oleh orang-orang yang memiliki kualitas integritas yang tinggi, niscaya negara kita ini bisa jauh lebih baik, lebih maju dan lebih berkembang relatif dengan keadaan sekarang.
Jiwa Kewirausahawanan
Kewirausahawanan (entrepreneurship) adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir dan bathin, sumber peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengejar peluang, merupakan sifat mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dituntut untuk mampu mengelola, menguasai, mengetahui dan berpengalaman untuk memacu kreatifitas (Mienblog).
Dari sudut pandang Islam, secara hakikat manusia yang hidup di dunia ini adalah seorang pedagang, bahkan Tuhan pun melakukan perdagangan dengan manusia. Dalam suatu hadis yang dhaif (belum atau tidak bisa dipastikan kebenarannya), disebutkan bahwa sembilan dari sepuluh pintu rejeki ada dalam perdagangan.
Pekerja atau pegawaipun sebenarnya bisa memiliki karakter ini yang merupakan pengaplikasian prinsip-prinsip wirausaha dalam melaksanakan pekerjaannya yang diberi dengan istlah Intrapreneurship ("Intrapreneurship, Konsep Sukses Karyawan Sekaligus Kesuksesan Pemilik Usaha").
Sekiranya karakter kewirausahawanan ini mendominasi karakter rakyat, tentunya negara kita bisa menjadi lebih baik.
Komunikasi
Tanpa adanya komunikasi, niscaya kehidupan sosial tidak akan pernah ada. Komunikasilah yang menjadi jembatan penghubung satu atau sekelompok manusia dengan manusia lainnya. Dalam pengertian yang luas, komunikasi inilah yang bisa dikatakan sebagai asbab perdamaian dan peperangan.
Sudah jamak kita ketahui bahwa ide yang baik bisa dianggap buruk jika penyampaiannya (peng-komunikasi-annya) tidak baik, demikian juga sebaliknya.
Bahasa yang merupakan bagian tak terpisahkan dari komunikasi ini memang sangat penting. Saya teringat dengan seorang teman yang gagal studi ke Jepang hanya gara-gara kemampuan berbahasa Inggrisnya yang lemah. Padahal kemampuan akademiknya sangat bagus.
Apa yang sedang terjadi saat ini, terjadinya kehebohan mengenai kenaikan BBM, tidaklah akan sehebh ini jika sekiranya ada komunikasi yang sangat baik antara pemimpin dengan rakyat, rakyat dengan rakyat. Demikian jualah yang sedang terjadi di DPR, macetnya komunikasi antara sesama anggota DPR yang menyebabkan mereka menjadi tidak kompak.
Singkatnya komunikasi yang baik sangat penting dalam setiap aspek kehidupan sosial.
Demikianlah teman-teman pembaca, saya sangat setuju dan sangat mendukung ide dasar atau konsep dasar yang dibawa oleh Anies dalam rangka meningkatkan kualitas sistem pendidikan kita, bahwa yang paling penting adalah menjadikan anak didik memiliki karakter pembelajar dan memiliki kemampuan untuk memberikan yang terbaik bagi lingkungan sosial dimanapun ia berada.
Terlalu naif, jika pendidikan diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan pasar, konsep yang bisa menjadikan mereka seperti robot atau hanya sejenis bahan baku untuk kepentingan proses produksi dalam suatu industri.
Jikalah konsep yang dibawa oleh Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah kita ini bisa berjalan dengan baik dan maksimal, tentunya kebutuhan pasar itu akan terpenuhi dengan sendirinya.
Salam Hangat dan Damai untuk Indonesia Bangkit dan Hebat!
[-Rahmad Agus Koto-]
Ctt.
Membaca berita ini, saya jadi teringat dengan diskusi saya dengan beberapa orang sahabat belasan tahun yang lalu di kampus Universitas Sumatera Utara (USU) yang kemudian menjadi sumber inspirasi untuk tulisan ini. Waktu itu kami "mempermasalahkan" motto USU, "Menuju Keunggulan sebagai Universitas untuk Industri." Tanpa bermaksud menjelek-jelekkan almamater, motto yang menurut kami sifatnya sangat sempit.
Sumber: Kompas