Mohon tunggu...
Ajun Pujang Anom
Ajun Pujang Anom Mohon Tunggu... Guru - Guru Plus-plus

Sedang menikmati peran sebagai guru sekaligus penulis, dan pembicara di bidang literasi, metode pengajaran dan media pembelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nuansa Anak-anak dalam Puisi Xerox

24 September 2018   17:29 Diperbarui: 24 September 2018   17:41 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Ajun Pujang Anom

Entah mengapa siang ini, nampaknya berbeda dari siang-siang sebelumnya. Mungkin bisa dikatakan spesial. Bagaimana tidak spesial? Saya yang biasanya tak begitu "menghiraukan" bentuk-bentuk puisi lainnya. Karena begitu silau terhadap puisi visual (grafis). Sehingga seakan-akan tak ada ruang kosong di dalam hati buat puisi yang bisa "dibaca" dengan bibir manusia.

Apalah arti ruang di dalam hati itu, jika seperti tipe rumah 21/60? Super kecil. Jangankan dibuat tiduran, buat selonjoran saja susah. Kondisi ini mirip dengan keberadaan "genre" lainnya dalam kehidupan berpuisi saya. Hampir nihil, kalau sulit dikatakan tidak ada.

Siang ini mencoba membuat puisi dengan gaya Xerox. Puisi yang seringkali dituduh sebagai asal main comot. Karena cuma mem-fotokopi dari realita, tentunya kesan "anak-anak" begitu melekat. Le style naive, bisa dibilang.

Mengapa pilih Xerox, tidak yang lain? Bukankah Xerox terlalu prosais dan hambar diksinya? Sebab saya suka satire. Saya merasa ada talian erat di antara keduanya, dibandingkan dengan yang lain.

Dan inilah hasil percobaan saya dengan memakai jasa Xerox, dengan judul "Payung dan Aku":

Tiba-tiba warna siang berubah

Berubah menjadi seperti arang kayu

Dan tiba-tiba air ditumpahkan begitu saja dari langit

Beruntung aku berada di bawah payung

Payung yang sejak dari tadi menemaniku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun