Partai Gerindra dilecehkan, baik secara langsung atau tidak langsung. Apakah kondisi politik kembali akan memanas menjelang putusan sengketa Pilpres 2019 yang rencananya akan diumumkan Mahkamah Konstitusi pada 27 Juni nanti?Â
Kalau diamati sekilas menjelang putusan sengketa Pilpres 2019 ada saja manuver-manuver politik yang dilakukan oleh para politikus dari berbagai parpol.
Misalnya, pernyataan Wasekjen PAN Faldo Maldini yang diunggah ke saluran Youtube miliknya, dan bertajuk "Prabowo (Mungkin) Gabung Jokowi".
Menurut Faldo, ide Prabowo bergabung dengan pemerintahan Jokowi adalah pilihan yang realistis. Politikus Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad dan Andre Rosiade pun terkesan sewot menanggapi pernyataan Faldo Maldini tadi.
Mengenai wacana Partai Gerindra bergabung dalam kabinet Jokowi yang akan datang kembali memanas setelah Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Asrul Sani melecehkan Wasekjen Partai Demokrat Andi Areif dengan pernyataan "anak kecil juga tahu".
Sila baca:Â Andi Arief Dilecehkan, Partai Demokrat Batal Gabung?
Kini Partai Gerindra dilecehkan, kesannya seperti itu. Menurut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, koalisi parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 lalu sudah gemuk, tak perlu ditambah Partai Gerindra.
Bukankah Partai Gerindra dilecehkan di sini?
Tapi menurut Muhaimin Iskandar, pintu masih tetap terbuka bagi Partai Gerindra jika ingin bergabung dalam kabinet Jokowi yang akan datang asal didasari demi kebaikan bangsa, rekonsiliasi, tapi jatah kursi menteri untuk PKB tetap, jangan diusik.
"Nah, syaratnya rekonsiliasi masuk, jatah tetap. Kita sangat mendukung rekonsiliasi dengan penggabungan, asal jatah (di kabinet) tetap," kata Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar seperti dikutip dari suara.com.
Tidak tertutup kemungkinan parpol koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin lainnya pun akan menyuarakan hal yang sama, bukan hanya PKB saja yang boleh bicara seperti itu.
Akhirnya publik mengambil kesimpulan yang sederhana, sebenarnya Partai Gerindra tidak diinginkan untuk bergabung dalam kabinet Jokowi yang akan datang. Â
Terlepas Partai Gerindra dilecehkan atau tidak, pilihan menjadi partai oposisi bukan hal yang buruk sebenarnya. Justru patut disayangkan jika partai oposisi lemah serta tidak bisa mengawasi dengan baik kebijakan pemerintah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H