Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Andi Arief Dilecehkan, Partai Demokrat Batal Gabung?

24 Juni 2019   20:42 Diperbarui: 25 Juni 2019   19:05 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andi Arief dilecehkan, apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Partai Demokrat akhirnya batal mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin?

Isu Partai Demokrat melakukan pendekatan atau lobi-lobi politik agar kadernya bisa masuk dalam kabinet Jokowi yang akan datang bukan isu baru. Nama AHY, putra sulung SBY adalah kader Partai Demokrat yang akan menjadi menteri nantinya, pun bukan isu baru. Tapi akhirnya semua berantakan karena Andi Arief dilecehkan?

Ingat Andi Arief, ingat pernyataannya "Prabowo Jenderal Kardus", sebuah pernyataan yang sulit dilupakan dari ingatan, minimal hingga 5 tahun ke depan, terlepas keputusan Mahkamah Konstitusi pada 28 Juni nanti menolak atau menerima gugatan Prabowo-Sandi. 

Kasus lain yang membuat nama Andi Arief jadi perhatian publik adalah kasus dugaan narkoba, dan salah satu barang bukti yang ditemukan di kamar hotel adalah kondom, tapi sampai sekarang publik tidak tahu berapa ukuran kondom itu (kecil, sedang, atau besar).

Tapi mengapa Andi Arief dilecehkan, dan siapa yang melakukan?

Bermula dari pernyataan Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Asrul Sani yang mengatakan Partai Gerindra pantas mendapat tawaran untuk bergabung dalam kabinet Jokowi yang akan datang. Alasannya Partai Gerindra bersikap ksatria, patuh pada undang-undang dalam menyelesaikan perselisihan Pemilu 2019. 

Oh, rupanya setelah para politikusnya koar-koar tidak akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi, tapi akhirnya melakukan juga usai kerusuhan 22 Mei, masih pantas disebut ksatria?

Atas pernyataan Asrul Sani tadi, Andi Arief mengatakan jatah pembagian pos menteri merupakan hak sepenuhnya Presiden Jokowi.

Tanggapan atau komentar balasan Asrul Sani pun cukup menohok , dan kesannya Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief dilecehkan di sini.

"Kalau soal hanya presiden yang berhak menawarkan (kursi) menteri, anak kecil juga tahu itu," katanya seperti dikutip dari detik.com.

Alamak, anak kecil juga tahu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun