Prabowo kabur, tudingan atau dugaan ini muncul di benak sebagian pihak ketika Prabowo bersama rombongan pergi ke Dubai dua hari lalu.
Sila baca: Prabowo Terbang ke Dubai Biasa Saja Sebenarnya.
Tudingan atau dugaan sebagian pihak yang mengatakan Prabowo kabur tadi “hampir 100%” terbukti ngawur, tak lebih dari isu murahan, tak bermutu, dan menggelikan.
Mengapa isu Prabowo kabur ini bisa muncul di benak sebagian pihak tadi? Apakah dulunya mereka tak pernah sekolah? Atau pernah sekolah, tapi “lulusan kandang ayam”?
Agak sulit menjawab pertanyaan ini, sebab mereka yang percaya dan termakan isu murahan, tak bermutu, dan menggelikan tadi mungkin saja tingkat pendidikannya sudah S1, S2, S3, bahkan S cendol, dst.
Boleh dibilang “hampir 100%” terbukti ngawur isu dan tudingan Prabowo kabur tadi bisa disimak dari pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Menurutnya, rencana pertemuan antara Jokowi dan Prabowo sudah ada titik terang dan akan terlaksana sebentar lagi. Ia pun memperkirakan sekitar satu minggu ke depan, hal ini dikatakan Moeldoko pada Rabu (29/5/2019).
Mungkin saja masih ada sebagian pihak yang tetap ngeyel (keras kepala), dan yakin Prabowo kabur, sedangkan pernyataan Moeldoko tadi dianggapnya sekadar framing atau semacam itu untuk menutupi keadaan sebenarnya.
Lalu bagaimana dengan pernyataan Ruhut Sitompul ini? Menurutnya telah terjadi percakapan lewat telepon seluler (ponsel) antara Prabowo dan Luhut Binsar Panjaitan.
Prabowo yang tadinya diributkan terbang ke Dubai kini berada di Austria untuk melakukan cek kesehatan karena sedang sakit. Percakapan antara Luhut dan Prabowo tadi bisa didengar juga oleh beberapa orang lain yang ada di sekitarnya, termasuk Ruhut Sitompul, karena Luhut membuka loud speaker ponselnya.
Dari percakapan itu bisa diketahui tidak benar Prabowo kabur, sebab ia akan balik ke Jakarta tanggal 3. Memang tidak dijelaskan tanggal 3 bulan apa dan tahun berapa, tapi diperkirakan maksudnya pada 3/6/2019.
Dengan demikian “hampir 100%” terbukti ngawur isu serta tudingan atau dugaan Prabowo kabur dan tak kembali lagi ke Indonesia tadi.
Bukankah “hampir 100%” itu belum pasti?
Kalau masih ada sebagian pihak yang tetap ngeyel dan bertanya seperti itu, tak ada kata lain yang lebih layak untuk diucapkan selain “markitung”.
Mari kita tunggu saja.
Sekadar Saran Saja untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H