Pernyataan Mahfud MD ini bisa membuat sebagian pihak tersenyum simpul. Bukan hanya itu saja, mungkin juga tersipu malu, mesem-mesem, tertawa, dan seterusnya.
Mahfud MD adalah mantan ketua Mahkamah Konstitusi, dan juga profesor di bidang hukum. Masih ada lagi "label" atau "embel-embel" lainnya, tapi semua itu tidak terlalu penting atau bukan sesuatu yang menakjubkan.Â
Mengapa? Alasan sederhananya, manusia yang berakal sehat tidak memandang seseorang berdasarkan status, jabatan, pangkat, atau "label" dan "embel-embel" tadi.
Bodo amat dengan segala macam "label" dan "embel-embel" yang ada, karena bukan dari situ seseorang dinilai, dan berlaku bukan hanya untuk Mahfud MD saja, tapi siapapun! Masih belum jelas?
Baiklah, contohnya seperti ini.Â
Cukup banyak ditemukan kejadian mareka yang sudah berpendidikan S1, S2, S3, bahkan S cendol, tapi ternyata otaknya atau cara berpikirnya tidak sesuai dengan tingkat pendidikannya tadi. Makdarit (maka dari itu), jika ada sebagian pihak terkagum-kagum dengan "label" atau "embel-embel" seseorang, patut dikasihani.
Seharusnya begini. Gue gak peduli pendidikan lu S1, S2, S3, S cendol, S campur, dan seterusnya, yang gue nilai adalah otak lu. Gue gak peduli lu punya banyak bintang, mulai dari pundak, turun ke punggung hingga ke pan*at sekalipun, yang gue nilai adalah omongan lu yang berasal dari otak itu, "berisi" atau tidak.
Sepertinya sudah jelas sekarang. Kembali bahas pernyataan Mahfud MD yang bisa membuat sebagian pihak tersenyum. Sebelumnya pun ada pernyataannya yang bisa menuai beragam tanggapan di sini.
Menurut Mahfud MD, ada pihak yang harus bertanggung jawab atas aksi 22 Mei yang berlangsung rusuh itu. Bukan BPN Prabowo-Sandi, kerusuhan itu tidak lagi berkait dengan politik karena sudah disalurkan lewat hukum.
"Paslon 02 Pak Prabowo Subianto dan tim BPN-nya sudah menyatakan akan melakukan penyelesaian melalui hukum dan konstitusi yaitu menggugat ke Mahkamah Konstitusi," katanya di sini.
Ia pun mengatakan orang yang berada di kerusuhan itu merupakan tanggung jawab pribadi masing-masing.
"Kesimpulan pertama dari saya tentang peristiwa ini demo-demo yang diwarnai oleh tindakan kekerasan itu tentu bukan lagi menjadi tanggung jawab Prabowo Subianto bersama timnya".
Pertanyaannya, bagaimana dengan kerusuhan yang terjadi sebelum ada pernyataan kubu Prabowo akan menggugat hasil Pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi?
Tanggung jawab siapa?
Naaaaah...tidak ada penjelasan Mahfud MD dalam berita itu, padahal beritanya cukup panjang, dan cukup banyak menampung pernyataan Mahfud MD.
Mungkin tadinya ada pernyataan Mahfud MD yang membahas hal itu, tapi tidak disajikan oleh media, karena sudah cukup panjang beritanya.
Kemungkinan lain memang tidak ada pernyataan Mahfud MD tentang siapa yang mesti bertanggung jawab sebelum kubu Prabowo akan menyelesaikan masalah yang ada lewat jalur hukum.
Apakah tidak adanya pernyataan Mahfud MD ini secara langsung atau tidak langsung ingin mengajak masyarakat berpikir? Karena dengan berpikir, maka aku ada?
Naaaaah...
***
Enam Orang Meninggal, Politikus, dan Parodi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI