Ada dikatakannya "Kalau kalah ya harus menerima kekalahan tersebut".
Terkesan enteng dikatakannya, tapi tidak demikian bagi pihak yang kalah sekaligus tidak memiliki jiwa ksatria, atau biasa disebut pecundang.
Pecundang selalu memiliki alasan, entah alasannya rasional atau tidak. Dari dulu pun sudah begitu, tak heran kalau pecundang merasa berat mengakui kekalahan, justru koar-koar merasa dirinya yang menang, bertopeng sejuta alasan ini dan itu.
Memang pecundang ada di mana-mana, entah di bidang politik, olah raga, bisnis, dan lainnya. Dari dulu pun sudah begitu, tidak mengherankan sebenarnya.
SBY Vs Kivlan Zen, siapa yang menang? Tinggal merem, atau tidak perlu analisis politik yang tajam, kubu Jokowi yang tampil sebagai pemenangnya.
Tapi sebenarnya kalau tidak ada perseteruan antara SBY dan Kivlan Zen pun cepat atau lambat kubu Jokowi yang akan keluar sebagai pemenangnya.
Tanggal 22 Mei 2019 diperkirakan selesai perhitungan suara KPU, kemudian diumumkan Jokowi-Ma'ruf Amin pemenang Pilpres 2019, dan ini bukan suatu hal yang mengherankan.
Begitu pula, bukan suatu hal yang mengherankan jika di dunia ini masih saja ada pecundang yang betah koar-koar, atau omdo (omong doang), bahkan sampai kiamat pun pecundang itu masih tetap ada, entah di bidang politik, olah raga, bisnis, dan lainnya.
Karena hal itu memang sudah "hukum alam".
Kivlan Zen Dituding "Mayjen Kunyuk"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H