Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat SBY adalah "Surat Racun yang Mematikan"?

7 April 2019   20:19 Diperbarui: 7 April 2019   21:13 4748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surat SBY menjadi berita yang cukup hangat hari ini.

Wajar saja jika ada sebagian pihak yang merasa kecewa dan sebagian pihak lainnya menyambut gembira surat SBY tadi. 

Mengenai surat SBY ini sudah dibahas pada artikel sebelumnya.

Bisa dilihat di sini, Tante Miyabi: Kasihan Prabowo-Sandi.

Surat SBY dilayangkan kepada Ketua Wanhor PD Amir Syamsudin, Waketum PD Syarief Hassan, dan Sekjen PD Hinca Panjaitan, sehari sebelum kampanye akbar Prabowo-Sandi yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK). 

Kampanye Prabowo-Sandi mengandung unsur ketidaklaziman dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif, begitu antara lain isi surat SBY.  

Tidak mengherankan jika surat SBY ini menjadi polemik. Ada yang memujinya, tapi ada juga yang sebal dan menganggapnya seperti "surat racun yang mematikan".

Entah berapa lama direncanakan, juga entah berapa banyak biaya yang sudah dikeluarkan, tapi sebuah surat bisa mencoreng citra kampanye akbar Prabowo-Sandi di GBK hari ini.

Mahfud MD sepertinya tidak sepakat kalau dikatakan "surat racun yang mematikan". Justru menurut pendapatnya surat itu mengandung nasihat yang perlu diperhatikan.

"Ya saya membaca itu juga. Saya kira perlu diperhatikan dari nasihat yang banyak pengalaman dan punya pengalaman Indonesia serta kecintaan kepada negara ini yang tidak diragukan karena dia presiden," kata Mahfud MD di sini.

Timbul dugaan seperti ini. SBY masih sakit hati karena AHY tidak dijadikan cawapres Prabowo. Sejak saat itu SBY dan Partai Demokrat hanya "setengah hati" saja mendukung Prabowo-Sandi. 

Dugaan yang lebih menyeramkan lagi, SBY dan Partai Demokrat ibarat musuh dalam selimut yang sewaktu-waktu bisa menikam dari belakang secara politik.

Namun di sisi lain ada juga pendapat yang lebih sejuk dan mengatakan surat itu hanya ingin menaikkan citra SBY dan Partai Demokrat saja agar lebih banyak rakyat yang memberikan suaranya untuk Partai Demokrat pada Pemilu 2019 nanti. 

Apapun dugaan, analisis, atau perkiraan yang ada terkait surat SBY ini, satu hal yang tak bisa dipungkiri, kembali SBY menjadi pusat perhatian di antara Jokowi dan Prabowo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun