Tante Luna, sahabat Tante Miyabi ikut prihatin dengan keadaan kubu Prabowo-Sandi dan para pendukungnya yang dianggapnya tidak bisa menerima kenyataan yang ada.
Sepahit apapun kenyataan itu, terima saja, dan jangan lari dari kenyataan, begitu kata orang bijak yang kepalanya pitak.
Tante Luna pun bingung, mengapa kubu Prabowo-Sandi dan para pendukungnya terkesan menyambut gembira hasil Survei Litbang Kompas, padahal selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandi masih jauh.Â
Selisih 11,8% itu masih jauh, kok malah senang?Â
Di mana akal sehat, kata Tante Luna heran.Â
Tante Luna pun geleng-geleng kepala melihat masih saja ada pihak yang berusaha melakukan framing atau semacam itu dengan mengatakan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin belum mencapai 50% berdasarkan hasil Survei Litbang Kompas tadi.Â
Sok cerdas, kata Tante Luna.
Semua hasil survei mengatakan elektabilitas Prabowo-Sandi tidak pernah menang atau mengungguli elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin.Â
Ini kenyataan yang ada. Kalau misalnya masih ada 1-2 lembaga survei yang memenangkan elektabilitas Prabowo-Sandi, mungkin masih bisa ngoceh begini dan begitu, tapi kenyataan yang ada, tak satupun lembaga survei yang mengatakan elektabilitas Prabowo-Sandi unggul atas Jokowi-Ma'ruf Amin.
Eh, malah berusaha framing, ngeles kayak bajaj, mencoba meyakinkan orang lain bahwa hasil-hasil lembaga survei tadi tidak kredibel.Â
Ada gak satu, satu saja lembaga survei yang mengatakan elektabilitas Prabowo-Sandi unggul atas Jokowi-Ma'ruf Amin?Â
Tidak ada kan?Â
Di mana akal sehat, kata Tante Luna.
Menurut Prabowo, lembaga survei banyak bohongnya.
"Di mana-mana saya keliling, sudah capek dengan pencitraan, dengan lembaga survei yang akal-akalan. Yang banyak bohong. Sesuai pesanan habis itu sudah dibayar oleh kelompok ini dia ke kelompok yang satu lagi minta bayaran," ujar Prabowo di sini.
Tapi pernyataan Prabowo tadi langsung di "skak mat" oleh Direktur Eksekutif lembaga survei Charta Politica Yunarto Wijaya.Â
"Yang jelas terbukti pernah melakukan penyesatan informasi kepada publik itu, ya Prabowo dan timnya di 2014, ketika mengklaim dirinya menang lewat hasil quick count, yang belakangan terbukti melakukan kebohongan."
Masih ada lagi pernyataannya.
"Jadi menurut saya, Prabowo sepertinya lupa bercermin pada sejarah, atau kemungkinan lain, ini adalah trauma beliau karena merasa dibohongi oleh hasil quick count 2014."Â
Tante Luna ingin tertawa ngakak guling-guling di ubin, tapi ia berusaha untuk menahan diri.
Tante Luna pun teringat sebuah lagu Iwan Fals, judulnya Yang Terlupakan.
haruskah aku lari dari
kenyataan ini
pernah kumencoba
tuk sembunyi...
***
Tante Miyabi: Prabowo sedang Melawak atau Kampanye?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI