Tante Miyabi sedih terkait film Dilan 1991. Kesedihan Tante Miyabi ini mengundang keheranan sahabatnya, yaitu Tante Luna.Â
Sahabatnya itu pun menanyakan apa yang menyebabkan atau membuat Tante Miyabi sedih terkait film Dilan 1991 tadi.Â
Apakah karena jalan ceritanya yang sedih hingga penontonnya pun ikut sedih?
Tante Miyabi geleng kepala.
Apakah Tante Miyabi sedih karena ada demo segelintir mahasiswa yang menolak kehadiran film Dilan 1991 yang dianggap meningkatkan kekerasan di dunia pendidikan?
Kembali Tante Miyabi geleng kepala.
Tante Luna pun semakin heran dan bingung. Wajah sahabatnya yang satu itu masih tetap terlihat murung pertanda Tante Miyabi sedih.
Apakah Tante Miyabi sedih karena film Dilan 1991 merupakan lanjutan dari film Dilan 1990, dan ia tidak setuju film ini dijadikan sekuel?
Tante Miyabi masih menggelengkan kepalanya, tak bergairah sehingga Tante Luna pun semakin penasaran saja.Â
Ada apa dengan sahabatnya ini? Sedihnya gazebo (gak zelas bo).
Apakah Tante Miyabi sedih karena selalu kehabisan karcis ketika ingin menonton film Dilan 1991?
Tidak, jawab Tante Miyabi.
Jadi apa dong yang membuat Tante Miyabi sedih?
Akhirnya Tante Luna pun mendapat jawabannya. Ternyata yang membuat Tante Miyabi sedih terkait film Dilan 1991 yang saat ini sedang menjadi pembicaraan hangat di masyarakat cukup mengejutkan.Â
Tak disangka tak diduga, jawaban Tante Miyabi adalah ia tak punya waktu untuk menonton film itu. Seandainya pun ada waktu luang, kecil kemungkinannya akan menonton film Dilan 1991.
Tante Luna heran. Kenapa, ia pun bertanya.
Malas nonton film Indonesia, apalagi film cinta-cintaan, jawab Tante Miyabi.Â
Tante Luna pun ketawa ngakak.Â
Memangnya situ sudah nonton film Dilan 1991? Tanya Tante Miyabi kepada Tante Luna.
Giliran Tante Luna yang geleng kepala.
Kenapa, tanya Tante Miyabi.
Malas nonton film Indonesia, apalagi kisah cinta-cintaan tahun 90 an, jadul amat. Sudah jadul, sedih pula ceritanya, hadeuuuh...kata Tante Luna.
Tante Miyabi pun ketawa ngakak hingga guling-guling di ubin. Tante Luna ikut-ikutan, ia pun ketawa ngakak guling-guling di ubin.
Untunglah kedua tante itu tidak terlalu jauh guling-gulingnya.
***