Sebuah tabloid berita yang cukup setengah terkenal melakukan wawancara eksklusif dengan beberapa Kompasianer (sebutan untuk penulis di Kompasiana).Â
Entah mengapa tiga nama ini yang dipilih untuk diwawancara mengenai Ahok dan Puput.
Ahok yang minta dipanggil BTP baru saja menghirup udara bebas, dan seiring dengan kebebasannya tadi ikut terangkat juga nama Puput.
Sila simak saja wawancara eksklusif dengan tiga Kompasianer tadi sehubungan dengan rencana pernikahan Ahok dan Puput.
Wartawan (W): Selamat gini hari kepada Anda para Kompasianer yang baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung di bank pemerintah.
Selamat gini hari juga, jawab Pebrianov (P), Susi Haryawan (SH), dan Hendro Santoso (HS).
W: Terus terang saja, saya sendiri tidak tahu mengapa Anda bertiga yang dipilih untuk diwawancara sehubungan dengan rencana pernikahan Ahok dan Puput. Boss saya mintanya begitu. Kalau saya boleh tahu, Anda bertiga ini biasa nulis di kolom apa ya?
SH: Saya biasa nulis di kolom politik.
W: Ooo...pantes, masih ada hubungannya kalau ditanya soal Ahok dan Puput.
P: Saya juga.
W: Ooo...pantes.
HS: Saya biasa nulis di kolom olahraga, terutama bola.
Sang wartawan pun terkejut.
W: Apa hubungannya Anda dipilih untuk diwawancara soal rencana pernikahan Ahok dan Puput?
HS: Saya juga bingung.
Tawa pun meledak dalam wawancara eksklusif ini.
W: Ya sudah, langsung saja saya tanyakan pendapat Anda soal rencana pernikahan Ahok dan Puput. Beda usia mereka sekitar 30 tahun. Menurut pendapat Anda?
P: Biasa saja, apalah artinya sebuah perbedaan umur.
SH: Gak ada masalah, yang penting ada cinta.
W: Keren sekali jawaban Anda berdua. Bagaimana pendapat Anda soal Ahok dan Puput ini?
HS (garuk-garuk kepala): Saya bingung mesti ngomong apa. Saya ini biasa nulis bola, bahas atau berurusan dengan jebol menjebol gawang, bukan Ahok dan Puput.Â
Sang wartawan, Pebrianov, dan Susy Haryawan pun ketawa ngakak.
HS: Ganti topik!
W: Maksudnya?
HS: Bahas masalah Kompasiana aja. Mengapa viewer artikel yang sekarang jadi aneh? Saya nulis bola biasanya yang baca ratusan, sekarang cuma belasan, padahal artikelnya sudah distempel pilihan.
SH: Iya ya...di kolom politik juga. Mosok cuma belasan yang baca?
HS: Lucu, pembacanya cuma puluhan tapi bisa masuk Terpopuler.
P: Jangan-jangan ada hubungannya dengan K-Reward. Sudah tahu kan kalau hadiah K-Reward dinaikkan? Coba bayangkan, seperti apa protesnya para Kompasianer. Berdasarkan jumlah viewer artikelnya sudah cukup untuk mendapat K-Reward, tapi secara google analitic jauh api dari panggang. Nah, yang sekarang ini baru bener!
SH: Viewer bodong, maksudnya? Makanya artikel gazebo pun bisa masuk ke kolom Terpopuler?
HS: Ya amplop...jadi selama ini viewer artikel bola itu viewer bodong?
W: Hellooooo...jangan suka sudzon jadi orang! Berdosa nanti! Mungkin error atau sedang ada sedikit masalah. Ayo balik lagi bahas Ahok dan Puput.Â
Tapi ketiga Kompasianer tadi masih saja asyik membahas soal viewer artikel di Kompasiana yang belakangan ini cukup membingungkan.
W: Hellooooo...bahas Ahok dan Puput! Kalian diundang untuk wawancara eksklusif soal Ahok dan Puput, bukan viewer artikel di Kompasiana, hadeuuuh...!
Hoaks atau bukan wawancara eksklusif di atas tadi?
Hoaks dunks...
***
Kasihan Najwa Shihab yang Tersingkir?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI