Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Benarkah Omongan SBY Tidak Bermutu?

11 Desember 2018   05:21 Diperbarui: 11 Desember 2018   15:53 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Omongan SBY tidak bermutu?

Benarkah omongan SBY seusai makan malam di Angkringan Jaman Edan Jalan Margo Utomo Kota Yogyakarta, Senin (10/12/2018) malam, tidak bermutu?

Hai orang-orang sesat - tentu maksudnya sesat pikiran -, sebaiknya jangan cepat menuduh omongan SBY tidak bermutu. Mungkin saja ada hal positif yang bisa diambil dari pernyataan SBY ini.

Inga-inga!

SBY pernah menjabat presiden selama dua periode, hal yang tidak bisa dilakukan oleh Jokowi dan Prabowo serta tokoh-tokoh lainnya hingga saat ini sejak era reformasi bergulir, meski di sisi lain ada juga sebagian pihak yang cenderung sinis dan mengatakan selama dua periode tadi tidak menghasilkan apa-apa. 

Tapi mungkin juga sebagian pihak yang cenderung sinis tadi, karena cukup lama sesat pikiran, maka apapun yang terkait dengan SBY dianggapnya buruk.

Hai orang-orang sesat - sekali lagi maksudnya sesat pikiran -, inilah pernyataan SBY yang dimaksud tadi, terkait Pemilu 2019, dan jangan cepat mengatakan omongan SBY tidak bermutu.

"Harapan saya kepada Pak Jokowi dan Pak Prabowo tetap bisa menjaga, untuk tidak melebihi kepatutannya. Insyaallah mudah-mudahan pemilu kita damai, jujur, dan adil," ujar SBY seperti dikutip dari detik.com.

Tidak melebihi kepatutannya? Bingung, apa maksud SBY ini, kemudian cepat sekali mengatakan omongan SBY tidak bermutu?

Sebaiknya jangan bingung, santai saja. Fokus pada pernyataan SBY di awal, yaitu "harapan saya". Bukankah setiap orang, tidak hanya SBY, boleh saja berharap?

Hanya orang-orang sesat yang tidak pernah lagi berharap atau sudah mati harapannya.

Menurut SBY, biasa itu suhu politik cenderung memanas menjelang Pileg dan Pilpres, apalagi sekarang ini tahun politik. Perkiraannya para elit, termasuk Jokowi dan Prabowo pasti tahu batasnya. Boleh kompetisi itu keras, tapi tetap utamakan rakyat.

Masih menurut SBY, pada Pilpres 2004 dan 2009 pun suhu politik memanas, tapi persaingan antar capres-cawapres tidak sampai memecah belah bangsa.

Hai orang-orang sesat pikiran, jangan terlalu cepat menilai omongan SBY tidak bermutu dengan alasan ujung-ujungnya memuji diri sendiri, seperti biasa.

Salam politik itu peang, bukan bundar.

***

Barcelona Bodoh Jika Membeli Mahal Pemain yang Satu Ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun