Memangnya ada yang lucu dari acara Kompasianival 2018? Lucu atau tidak lucu, sila ikuti saja tulisan pendek ini dengan santai.
Datang ke tempat acara Kompasianival 2018 di Lippo Mall Kemang, Jakarta pada Sabtu, 8 Desember 2018 sekitar jam 1 siang.
Lho, kok sepi? Tidak begitu ramai penontonnya. Sempat WA an dengan Pebrianov menanyakan siapa saja Kompasianer yang akan datang ke acara ini.
Yaelah, cuma dapat berita Dessy doang, lagi di UKI Cawang menuju ke Lippo Mall Kemang.
Kenal Dessy (dan Yayat) ketika acara Kompasianival 2015, di Gandaria waktu itu, kemudian di acara Kompasianival selanjutnya, jadi cukup akrab dengan mereka.
Pulang jangan? Kok sepi begini? Untuk sementara keinginan pulang tadi dibatalkan. Iseng-iseng muter sebentar, dan akhirnya ada juga Kompasianer yang dikenal, antara lain Kong Ragile, Dr Posma dan lainnya.
Sekitar dua jam kemudian, nongol Yayat Valentino Rossi, disusul Dessy, setelah itu BH.
Kembali ngobrol di meja dan kursi yang tersedia, penonton masih sepi juga. Ketika sedang asyik berbincang, lewat seseorang dengan rombongannya. Ternyata Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri, salah satu tokoh pembicara di acara Kompasianival 2018.
Tahunya juga dari Yayat kalau yang lewat barusan adalah menteri. Ya, biar aja, gak ngaruh.
Tak lama lewat lagi di sebelah meja rombongan lainnya, yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, termasuk tokoh lainnya yang mengisi acara Kompasianival 2018.
Biar aja, gak ngaruh juga, atau kami tetap asyik mengobrol.
Ketika Anies naik panggung, penonton masih sepi juga, bahkan meja di depan panggung banyak yang kosong karena penonton menyingkir takut terkena sinar matahari. Makanya penonton kumpul di depan atau sengaja dikumpulkan di depan panggung supaya terlihat ramai. Ya, sekitar 20-30 orang, termasuk panitia (bisa dilihat dari seragam yang dikenakannya).
Setelah Anies turun, Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri yang naik panggung. Suasananya tak jauh berbeda saat Anies berbicara di atas panggung tadi.
Apakah kami yang ngobrol di meja berjarak sekitar 10 meter dari panggung mendengar dan memperhatikan dengan seksama ketika kedua tokoh tadi ngomong di atas panggung?
Enggak tuh, bodo amat, tidak terlalu penting.
Setelah itu, sekitar dua jam kemudian, entah dari mana awalnya membahas tokoh lain yang mengisi acara.
Kata Kompasianer BH (namanya sengaja disamarkan, tapi ia salah satu peraih Kompasiana Award beberapa tahun silam), Sapardi Djoko Damono itu sastrawan ngetop.
Tahu?
Enggak.
BH, Dessy, dan Yayat pun ketawa ngakak.Â
Lha, gak tahu kok dipaksa tahu? Dibahas cukup lama juga mengenai masalah yang satu ini. Akhirnya menyempatkan diri menyaksikan Supardi Djoko Damono baca puisi.
Ah, biasa saja. Baca puisi kayak orang ngobrol, bahkan sempat mik bermasalah saat puisi dibacakan di atas panggung.
Hebatnya di mana sih? Kembali BH ketawa, apalagi Dessy, untunglah tidak sampai guling-guling di lantai.
Ya, begitulah...kata si anu mungkin saja tokoh itu hebat, penting, ada pengaruhnya, sementara kata yang lain sebaliknya.
Jadi gak usah heran kalau ada sebagian pihak yang menganggap Anies Baswedan, Muhammad Hanif Dhakiri, Supardi Djoko Damono atau yang lainnya sosok yang hebat dan penting, tapi menurut sebagian pihak lagi biasa saja.
Demikianlah yang lucu dari Kompasianival 2018, tapi belum tentu lucu menurut orang lain.
**
Michael Jackson dan Paul McCartney
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H